Jangan lupa tekan Votes, biar up nya cepet lagi yaa. Bantu aku selesain cerita ini sampe bulan depan ya<3
Selamat malam✨🤍inget jgn bergadang🔥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah tragedi tawuran bersejarah di Sma Magadha.
“Kami segenap pihak sekolah Sma Magadha dengan ini memutuskan untuk meliburkan sekolah selama satu bulan. Dengan catatan tetap belajar dirumah. Turut meminta maaf atas tragedi yang meresahkan itu kepada seluruh masyarakat. Dengan ini, kami memutuskan membubarkan geng motor Heron agar kalian semua merasa lebih tenang. Sekian, terimakasih.”
Kabar itu menggema ke seluruh pelosok daerah. Ntah kabar burung atau fakta yang sebenarnya, banyak pro dan kontra tentunya. Kontra jelas dari anggota Heron sendiri sekaligus penggemar Heron terutama para kaum gadis.
BUGH!!
Dafa tersungkur saat perut nya ditendang. "Sshh," ringisnya saat kepalanya dibenturkan ke dinding.
Dafa pasrah dibawah seniornya itu. "Sorry bang," gumamnya sembari mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Dia terbatuk pelan, pandangannya sudah berkunang. Luka luka nya belum sembuh bahkan belum diobati. Rongga dadanya sakit dipukuli sejak tadi.
"GAK BECUS!" bentak Farhan–ketua Heron angkatan 9, cowok yang kini baru saja masuk ke dunia perkuliahan. Awalnya dia sangat mempercayai Dafa. Namun sialnya kini dia harus menerima kabar kurang baik tentang geng motor yang pernah berada dalam naungannya.
Farhan mengeratkan rahangnya, "Bangun lo! Ketua macem apa yang gak bisa jadi pelindung anggotanya?! Lo ngecewain gua tau gak Daf! BAJINGAN!"
Meskipun nyaris selama setahun tidak berkelahi kemampuan nya masih lumayan ternyata. Dafa bisa melawan namun dia masih tau diri karna semua memang salahnya.
BUGH!!
Farhan kembali memukul pelipis Dafa hingga luka yang lama itu kini mengeluarkan darah segar lagi.
"Shit!"
"BANG!! UDAH BANG!!"
Napas Farhan terengah-engah begitupun Dafa. Cowok itu masih menatap berang Dafa namun sedetik kemudian berubah drastis menjadi datar.
Fino di belakang berusaha sekuat mungkin memegang lengan Farhan. Beberapa anggota Heron dibelakang juga ikut membantu Dafa.
Farhan menghembuskan napasnya kasar, "Kita usut masalah ini ntar. Obatin seluruh anggota,"
"M-masalah Ryan bang–" Fino terlihat meneguk salivanya susah payah. Tenaganya seolah habis karna masih terbayang pertarungan mereka tadi.
Farhan memejamkan matanya sebentar menatap Dafa dengan sulit diartikan. Farhan tau Dafa sudah menanggung beban ketua semaksimal mungkin. Dia hanya kelepasan tadi. "Persiapin semuanya. Termasuk kasih penghormatan terakhir seperti biasanya."