"Semua orang berhak sedih, bahkan berlarut dalam kepedihan dalam. Namun ada kalanya bangun, dan memang harus berjalan maju meskipun secara diam-diam."
*****
Mata sayu itu perlahan menutup. Kantong mata yang tercetak jelas membuat hati Dafa tergores melihatnya. "Tidur sayang," ujar Dafa pelan.
Dafa membuang napas berat, mengusap rambut yang sudah berhari-hari tidak dirapihkan itu kemudian menyenderkan punggung nya ke senderan sofa. Memejamkan matanya sebentar.
Bayangan semua masalah nya membuat Dafa membuka matanya lagi mendengus pelan. "Bahkan untuk tidur nyenyak aja gue gabisa hh."
Perlahan Dafa menggapai jemari Diana yang tertidur lelap setelah hampir seminggu deru nafas teratur itu tidak terdengar. Berusaha sekuat diri untuk mengusir bayangan buruk itu. Hingga akhirnya kedua insan itu menyambung mimpi mereka.
******
Malam ini Adit menjaga markas nya sendiri. Dia yang menyuruh semua teman-teman nya yang seharusnya menemani nya untuk pulang.
Sunyi nya keadaan membuat Adit larut dalam keheningan. Dia baru sadar... biasanya dia ditemani Arga bukan? ocehan tidak bermutu nya, kata-kata kesal nya saat laki-laki itu selalu saja jadi bahan nistaan.
Adit mengacak rambut nya pelan. "Rest in peace Ga. Gue doain lo dari sini."
Mungkin jika Arga ada disini Arga akan sangat amat menampikkan ekspresi terkejut nya karna Adit mau menyebutkan namanya. Sayangnya kini teman nya itu sudah tidak terjangkau.
"Pergi lo terlalu jauh Ga."
---------
Mentari menyorot, menyapa tiap celah-celah jendela. Menggapai beberapa satu harapan tiap orang setiap hari nya. Aktivitas berjalan kembali. Bukankah kita harus belajar dari mentari? sekalipun ditutupi awan hitam dia tetap bersinar. Sudah kamu tersenyum hari ini?
"Hai cantikk, hai maniss," Fino tersenyum tipis menyapa tiap orang yang lewat membuat para gadis yang melihat langsung meleleh dan mendekati nya.
"Halo kak boleh minta nomer nya?" tanya dari mereka langsung membuat Fino terkekeh pelan.
"Beli dulu jajanan temen saya ya kak," Fino menunjuk Sasa yang ada dibelakang nya, cewek itu pun kaget yang dilakukan Fino.
"Boleh dong," sekumpulan perempuan itu kemudian buru-buru membeli beberapa roti dan minuman yang dijual Sasa.
Sementara Adit yang ada di samping nya bingung harus bagaimana. Dia persis seperti patung beku. Sudah patung, beku lagi.
"Kak boleh minta foto?" seorang perempuan tiba-tiba datang mengagetkan Adit yang wajah nya semakin dingin. Namun dia teringat bagaimana kekasih dari teman nya itu bertahan hidup sendiri membuat dia berdeham pelan.
"Ya."
Cewek itu menggigit bibir bawahnya dalam-dalam gemas melihat ekspresi minim Adit. "Hehe boleh ya kakk..."
"Beli dulu." Adit melirik ke belakang membuat cewek itu akhirnya mengangguk paham.
"Oke kak, nanti aku beli yang banyak deh biar di bonusin nomer kakak ganteng hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Genç Kurgu[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...
![My cool badboy [LENGKAP]](https://img.wattpad.com/cover/246956500-64-k88268.jpg)