My cool badboy [LENGKAP]

MCB|Tiga puluh lima

Haloo, daerah kalian hujan nggak sih? Disini dari siang hujan mulu huhu, aku jadi selimutan + tiduran padahal belom makan huhu.

Kalau buat jomblo mah seneng aja ya, apalagi sekarang malem minggu wkwk🤪

Masih ada nunggu cerita ini nggak sih? Terlalu insecure wkwk:))

Selamat malam minggu gais🥰🖤

Jangan lupa ingatkan jika ada typo yaa:)

Diana berjalan di lorong dengan memegang tali tas nya. Dia tersenyum saat berpapasan dengan beberapa guru. Senyumnya kembali terbit melihat teman teman Dafa kini tengah duduk-duduk di kantin.

"Halo!"

"Buset Na, kaget gue untung nggak jantungan."

Diana tertawa kecil. "Nanti diobatin dong kak Argaa,"

"Haha! Lo yang jadi dokternya ye?"

Diana kembali terkekeh kecil. "Oh iya kak Dafa mana?"

"Lah yang pacar nya sapa nanya ke kita. Kenapa Na? Tumben banget. Biasanya lo kan sepaket sama Dafa." Cerocos Vero.

Diana cemberut sebentar, "Kak Dafa pulang semalem. Nggak tau kemana."

"Cup cup cup, kasian nya adek gue. Udah lo telfon belom?" Arga merapihkan poni Diana persis seorang kakak kepada adiknya.

Fino mendengus, "Dihabisin Dafa baru tau lo ga. Buaya lo nggak bisa dipending dulu apa." Sembur nya.

Arga melengos kecil. Dia menjauhkan tangan nya dari Diana yang mengerjap tak mengerti.

"Jadi nggak tau ya kemana?"  Tanya Diana lagi. Gelengan dari mereka semua jelas memberikan semua jawaban.

Diana akhirnya mengangguk kecil, "Oke. Makasih yaa kakk."

"Santuy Na! Hati hati tuh jalan!"

Vero menatap Arga. Begitupun Arga juga menatap Fino penuh arti. Kecuali Adit yang tengah membaca bukunya tak perduli.

"Lo tau yang gue pikirin?"

"Kayaknya sama." Timpal Fino.

"Kenapa Diana nggak secemas biasanya?"

"Muka lo biasa aja Ver! Udah kaya tikus ketauan ngumpetin keju aja!"

"Lah lo ngapa nyolot anj!?"

"Suka suka gue lah!"

"Lo makin lama makin ngehina gue mulu ya?" Vero menatap kesal.

"Trus ngapa? Gue ngomong fakta."