Tadinya mau up malam minggu besok tapi berhubung udah selesai juga part nya so, sure i can now🤗
And aku mau ngucapin Thanks for 155k pembaca🥺🖤
Spesial makasih juga buat kalian yang setia nunggu. Sabar ya dikit lagi aja ending sabar:)) pokoknya setelah semuanya terkuak ya udah ending wkwk.
Sekali lagi TYSM🥰
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--------
Bugh!
"Shit! BEGO APA GIMANA KALIAN SEMUA HAH?!" Diana membuka slayer nya kasar beserta kacamata juga jaketnya kasar. Kemudian mengusap pelan rambutnya. "Udahlah gak ada guna nya gue ngomel juga, obatin luka kalian,"
"Na," Zero menyuruh gadis itu untuk masuk ke ruangan kemudian mengedarkan pandangan. "Obatin, kalo ada yang parah amat tinggal bawa rumah sakit noh,"
"Siap komandan," seru mereka serempak.
"Anjing hahah," kekeh Zero menggeleng pelan kemudian mengikuti langkah kaki Diana.
Diana duduk di kursi dengan lambang tengkorak itu sembari menghela napasnya. "Ck, pusing tau gue, masalah yang itu belom kelar, masalah bang edgar belom kelar, masalah teror gue juga, masalah tekateki sahabat gue juga, argh!!"
"Kata Tuhan orang sabar pantatnya lebar, jadi lo gausah sabar dah cakepan gini," sahut Zero tak jelas membuat Diana meliriknya kesal.
"Gue serius bang!!"
"Yaelah lo mah mau serius juga kaga pasti udah nemu titik terang nya, apasih yang gak bisa lo selidikin Na? Atau lo udah bener bener lupa sama jabatan lo di sini?"
Diana memutar bola matanya malas, "Mana mungkin! Ditubuh gue aja tandanya," ketus nya membuat Zero tertawa.
"Sans sans," Zero kemudian mendudukan tubuhnya di kursi depan Diana persis dimana tulisan 'Waketu' tertera jelas disana. "Btw kabar gimana? Aman?"
"Udah gue bilang tadi, masih nanya? Demi alex kaga ngapa ngapa tapi lo mikir lah goblok!" seru Diana kesal dengan raut juteknya.
"Hahah canda Na canda," Zero menepuk pundak Diana dua kali.
"Jadi..." Diana menatap sekeliling ruangan ini dengan mengembangkan senyum kecil meski sudut bibirnya kini mengeluarkan darah. "Gimana kabar nya nih markas? Selama ini apa belom ada perubahan dari bang edgar?"
Zero baru terlihat mengubah mimik wajahnya menjadi serius, "Seperti yang selalu gue bilang ke lo, gaada perubahan,"
"Lo tau kan apa yang dokter bilang waktu itu? Dia kemungkinan amnesia seluruhnya,"
"Tapi gue punya keyakinan!! Kalo bang edgar pasti inget semuanya, lo lupa? Semua hal yang masih abu abu bakal kejawab sama bang Edgar, so tanpa dia percuma kita ngulik segala cara,"