Baca note aku diakhir ya, wajib wajib banget penting soalnya hehe.
Seneng gak? Seneng lah orang double up wkwk🤧🤗
Tandai kalau ada typo.
Jangan lupa VOTE.
WARNING: 17++ PART INI FULL WAR.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
--------
Diana segera menarik tangan gadis tadi yang ditahan lalu mengajaknya berlari secepat mungkin. "Ayo kak!!"
Keduanya segera pergi dari medan pertempuran alias area perkelahian tadi.
"Huh!!" Napas keduanya sama-sama memburu. Mereka sudah lari sejauh mungkin.
"Yaampun," gumam gadis itu setelah duduk di bangku taman didekat sini.
Diana menoleh, "Gimana bisa kakak sampe ditawan?"
"Eh?" Gadis itu menoleh kaget pada Diana dengan pertanyaan to the poinnya. Apalagi melihat Diana yang tadi terlihat menyeramkan. Sungguh dia baru tau ada gadis seberani nya. "A-aku aku,"
"Santai aja kak, tenangin diri dulu deh yaa." Diana tersenyum kecil mampu menghilangkan kegelisahan nya.
"Nama ku Anasti, aku pulang terlambat tadi karna nggak ada angkot yang lewat eh taunya emang gak boleh lewat karna mau berantem kayak tadi. Eh dicegat terus ditawan deh."
Diana mengerutkan keningnya merasa tidak asing. Dia memperhatikan lekat wajah Anasti membuat Anasti tersenyum meringis. "Kayak gak asing ya?" gumamnya.
"Hahah lupain itu siapa sih yang gak kenal cewek yang dilupain pacarnya sendiri." Anasti tersenyum manis dibalik mata sendunya.
Diana ber'oh' ria. "Ohh kak Anaa.."
"Ngomong-ngomong kamu hebat banget. Jago deh. Gak nyangka pacar ketua geng motor nya juga jago."
Diana mengerjap sebentar, dia berdehem pelan. "B-bukan lagi kak. Hehehe."
Anasti terlihat kaget. Sepertinya hanya dia yang ketinggalan info itu. "Aduh ya ampun maaf yaa. Gak bermaksud aku bener-bener gak tau."
"Gapapa, kok." Diana mengangguk ngangguk kecil sembari terkekeh membuat Anasti iba. Apa gadis disampingnya ini sedang menutupi luka? Tanpa dikatakan pun Anasti paham karna kesabaran pun selalu diuji dihidupnya.
"Eh maaf juga loh kak. Jadi bahas tentang kakak tadi." Diana mengusap beberapa luka di sudut bibir nya yang didapatnya tadi.
"Gapapa, oh ya ayo aku beliin obat sebagai tanda makasih. Yaampun sakit ya?"