Jangan lupa tekan bintang ya.
•
•
•
Ingatkan jika ada typo.
******
"DIANA!"
Diana melebarkan matanya mendengar suara itu.
Ternyata itu kakaknya, Dendra. Syukurlah kalau saja Darren pasti para pengawal itu akan langsung dipecat karna membiarkannya pergi sendiri.
Dendra yang tadi sepertinya ingin pergi dengan motor jadi berhenti dan melepaskan tautan tangan Diana dengan Zaki. "Ngapain lo pegang-pegang tangan gue hah?"
"Diana abang!" Ralat Diana menepuk dahinya.
Dendra mengunyah permen karetnya sesaat dengan tampang serius yang setengah-setengah. "Ya, adek gue maksudnya. Lo siapa?"
Zaki tersenyum tipis, "Saya cuma jagain Diana tadi. Banyak orang yang mau jahatin dia karna pakaiannya seperti itu. Maaf kalau lancang,"
Mendengar tuturan sopan Zaki. Dendra menautkan alis tajam kearah Diana. "Ngapain lo keluar pake baju gini hah? Gak ada yang jagain lagi! Malem malem lagi! Naa lo mau cari mati buat gue hah?"
Diana menunduk dia merasa bersalah, "Maafin Diana bang Den, Diana lupa, Diana enggak sengajaaaa,"
Dendra menghela napasnya sebentar, lalu dia melepaskan jaket hitamnya lalu mengikatkannya di pinggang adik nya itu. "Ayo ikut pulang! Apapun alesannya lo gak boleh gini lagi!"
"Eh abanggg, itu seblaknyaaa???"
"Neng ini neng seb–"
"Gak usah!" Sela Dendra kesal.
"Loh udah dibayar loh ini tong?"
"Biarin! Ayo pulang na!"
"Kakkkk hiks Diana mau seblaknyaaaa, ini udah terlanjurrr," Diana merengek sembari menarik ujung kaos kakaknya itu.
Dendra mendengus pelan, dia akhirnya meraih kantong berisi seblak itu. "Makasih mang!"
Diana mengembangkan senyum, "Makasih ya mang!!"
Seakan baru ingat Diana menoleh pada Zaki yang baru ingin beranjak. "Kak Zaki makasih ya!!"
"Diana!" Tajam Dendra membuat Diana menurutinya untuk naik ke motor. Semua kakaknya tak akan pernah memperbolehkan nya dekat dengan laki-laki asing ataupun kenal. Hanya Dafa yang diberikan hak itu.
"Ih udah atuh jangan galak-galak, kakak makin jelek tauk,"
Dendra mengetuk kepala adiknya itu, "Kurang ajar lo! Belum tau rasa kalo gue bilangin ke kakak, hah?"
"Ih jangan!!" Seru Diana panik. "Kak jangan kasih tau kak Darren yaa??"
"Ikan hiu makan tomat! Gue gak urus bodoamat!"
"Aissssshhh, kak Dendra yang ganteng tapi bauk acem, plisssss??"
"Ngomong gitu lagi bener-bener gue buang lo dek,"
Diana mengerucutkan bibir nya.
Setelah menghabiskan seblaknya dengan susah payah Diana berhasil tidur meski hanya tiga jam. Jangan tanya, Diana sering ketergantungan dengan Dafa. Hanya dengan ada Dafa disampingnya Diana tidur nyenyak. Selalu saja tidak bisa jika dia tidur sendiri ataupun ditemani salah satu kakaknya, termasuk Darren. Entahlah.
--------
Pagi ini Diana kembali bersiap masuk kesekolah. Meski ini adalah hari jumat, banyak yang dari mereka bolos atau memberikan alasan tidak masuk. Aslinya hemm males karna pulang pun lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...
![My cool badboy [LENGKAP]](https://img.wattpad.com/cover/246956500-64-k88268.jpg)