MCB|Tiga puluh sembilan

3K 224 38
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tap!

Tap!

Tap!

Diana meneguk salivanya susah payah melihat Darren dengan jas hitam nya kini berjalan kearahnya dengan tatapan sedatar-datarnya. Ditambah aura intimidasi yang kuat membuat Diana rasanya keberaniannya menciut. Jika Darren sangat menyayanginya, maka bisa juga menghukumnya.

"Pergi." kata Darren kepada para bodyguard nya. Mereka segera keluar.

Diana menghela napasnya sebentar, "Kak Darren?" tanyanya memecah keheningan ketika Darren malah cuek duduk di kursinya dan membaca dokumen.

Tidak ada jawaban.

Diana meringis kecil, kalau Darren tidak menjawabnya artinya sudah ditahap sangat marah. "Em–Diana–"

Prang!

Diana tersentak saat gelas di samping Darren pecah. Laki-laki itu mendongak menatap tajam Diana.

"Kamu tau kesalahan mu?"

Diana mengangguk cepat. "Iyaa,"

"Kamu tau kecerobohan kamu bisa nyakitin kamu sendiri?"

"Iyaa,"

"Kamu tau semua tindakan kamu bahaya?"

"Iyaa kakak,"

"Kamu tau kakak nyaris gila mencari kamu?"

Diana hendak membuka mulut sebelum mengurungkan niatnya. Dia mengembangkan senyum nya.

"Diana nggapapa, nih buktinya nggak luka."

Darren mendekatinya, menggeleng kecil dengan decakan sinis. Dia menekan pipi Diana dengan sedikit keras.

"Aw!" Diana menutup mulutnya sendiri karna refleks.

Kemudian Darren mengusap sedikit kasar bedaknya membuat Diana menahan perih. "K-kak Darren, pliss jangann."

"See? Kamu keterlaluan dengan berani bohong ke kakak." tajam Darren saat melihat luka lebam di pipi adiknya itu.

"M-maaf," Diana menunduk kecil. "Diana juga gak nyangka bakal gini kak Ren, Diana mohon maafin Diana."

Darren menghembuskan napasnya berat mendengar suara Diana yang bergetar. "Jangan menangis. Kakak bisa frustasi melihat kamu nangis."

Tanpa diduga Darren memeluk tubuh mungil adiknya yang kini terisak kecil.

"Hiks, maafin Diana kak, Diana gak sengaja. Maaf. Maaf bikin kak Ren khawatir juga."

"Iya. Jangan nangis." Darren mengusap pipi Diana lembut. Melihat Diana menangis saja tidak bisa, bagaimana Darren bisa menghukum adik kecilnya ini?

My cool badboy [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang