Hai, thankyou so much for 85k pembaca, 5k votes. Aaa nggak nyangka bakal secepet itu. So stay sampai akhir cerita ini end yaa.
Tandai kalau ada typo. • • • Jangan lupa tekan votes 🏁🖤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Miskin. Miskin. Miskin. Gue miskin. Arghh siall!! Satu dua tiga, mami sama papi kemana sih!? Argh gue? Miskin. Hahaha nggak mungkin bangett. Siapa hah siapa yang udah buat gue miskin!??"
Cewek dengan baju yang sudah berantakan itu menjambak rambutnya frustasi. Terdengar klakson dari belakang membuatnya berjengit kaget. "Aaaaa!! Tolong! Jangan siksa gue lagi! J-jangan!!"
Cewek itu Cintya. Menutup wajah nya dengan tangannya, tubuhnya bergetar ketakutan seraya menggeleng keras hingga rambutnya yang biasanya selalu di bawa ke salon kini acak-acakan. "J-jangan pegang saya!!"
"Mbak! Kalau gila sana ke RSJ!"
"Enggak!!" Cintya memekik lantang. "Gue nggak gila. Nggak gilaa. Gue masih waras kok hahaha. Liat deh gue masih punya perhiasan."
Para pengendara kini sudah tak perduli, mereka mengurus hidup masing masing.
"Ikut gue!!"
Cintya menjerit refleks. "Lo siapa!!! O-oh lo anak buah orang sialan itu!? Jangan bawa gue!!! Gue gak mau!!!"
Sia sia usaha Cintya kabur, dia kalah tenaga dengan cowok itu. Entah siapa tapi penampilannya sebaya dengannya.
"T-tolong lepasin!! Gue gak mau!! Gue gak mau balik ke istana neraka itu karna udah susah susah kabur!!"
---------
"Non. Sebaiknya mulai bersiap-siap. Acara nya satu jam lagi mulai. Non tadi nggak ke salon ya? sudah disuruh kakak Non kan tadi?"
Saat Diana baru selesai mandi dan baru saja salah satu perias keluar dari ruangannya tiba-tiba sang asisten rumah tangga mengetuk pintu lalu masuk.
Diana mengukir senyum tanpa dosa, "Nggak bi. Diana kan ke pantai. Main air. Seru banget tau. Bibi pernah kesana?"
Asisten rumah tangga itu tersenyum, "Aduh ya nggak Non hehe. Bibi mah cuma liatin kolam renang aja udah dingin duluan. Eh yasudah Non itu den Dafa nya. Jangan lupa pake gaun yang sudah disiapkan ya Non."
"Naaa." Dafa muncul dengan kemeja biru gelapnya. Dasi yang semula ada di kerah nya segera dia lepas lalu membuangnya sembarangan. Menyebalkan, sudah tau Dafa tidak suka memakai dasi tapi ibunya terus saja memaksa. Dengan rambut yang rapih sangat berbeda jauh dari biasanya.
"Udah?" Tanya Dafa menatap Diana dari atas sampai bawah. Mana yang katanya sudah siap? Dengan baju putih polos dengan celana pendek yang nyaris tidak terlihat. Gadisnya ini ingin hadir di acara pernikahan kakaknya atau mimpi di pernikahan kakaknya?