WARNING! JANGAN LANJUTIN BACA KALAU MULAI NGGAK SUKA YA. *part ini agak.... Sedikit menguras emosi hehe.Maaf baru bisa up di hari terakhir bulan maret 2021 hehe. Besok april, avrilmoop ya? Haha jd keinget someone.
Oke skip.
Tandai kalau adaa typo yaa.
"Dari mana. Tuan Putri, Diana?" Suara itu mengintrupsi dingin.
Diana melambaikan tangannya sebentar pada bodyguard nya agar pergi setelah sampai di depan pintu.
Darren memperhatikan penampilan adiknya itu. Dari atas hingga bawah serba gelap, termasuk sepatu hitam dengan lambang keluarga Delano yang jarang dipakainya. Menarik sudut bibirnya tertarik. "Kamu gak ingin jelaskan sesuatu, hem?"
Diana gugup. Tapi kemudian menghela napasnya sebentar. "Halo kak!! Kapan pulang ihh!??" Diana memeluk lengan Darren semangat.
"Jangan mengalihkan topik." Darren memegang pundak Diana dengan tatapan mengintimidasi. "Jujur atau kakak telfon orang sekarang juga?"
Gawat! Batin Diana. Dalam waktu kurang lima menit saja Darren pasti sudah bisa mengetahui segalanya. Tadi kakaknya ini bilang akan pulang malam. Tapi kenapa tiba-tiba pulang? Astaga!
Diana tersenyum kecil, "Ada sedikit orang bermasalah."
"Eh tapi udah gak papa kok! Udah habisss."
"Ditanganmu?" tanya Darren. Laki-laki itu sangat mudah luluh dan percaya pada adiknya satu ini.
"Iya. Tentu saja. Siapa lagi? Aku hanya ingin menghancurkannya sendiri." Diana berpura-pura acuh. Dia membuka sepatunya dihadapan Darren sekarang juga.
"Bawa ya!" titah Diana. Para pelayan segera mengganti sepatu Diana dengan sendal bulu nya seperti biasa.
"Lain kali bilang kakak. Jangan kamu sendiri."
Dengan segera Diana mengapit lengan Darren sayang. "Aaa iya iya! kak Ren,ayo di ruang keluarga aja!"
"Hm," Darren bergumam malas.
"Tau nggak tadi Diana disuruh buat puisi lohh,"
"Mbakk, ambilkan kertas di tas sekolah Diana yaa." pinta Diana membuat sang Asisten itu mengangguk pergi.
"Puisi apa?" tanya Darren.
"Tentang saudara! Karna saudara Diana banyak. Jadi kak Darren duluan, karna kak Darrren kakak kesayangan Dianaa." Diana terkekeh kecil sanggup membuat Darren tersenyum tipis.
"Apa bisa kamu merangkai katanya?" tanya Darren sedikit tidak percaya.
Diana tertawa, "Apa kakak meremehkan aku?" Dia membuka ikatan rambutnya lalu mengibaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Teen Fiction[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...