Perihal menunggu, senja adalah contoh indah nya, hadir nya rela ditunggu oleh banyak orang, terutama oleh para penghuni manusia yang senang sekali melihatnya dengan hamparan pasir sebagai dasar nya beserta gelombang kecil laut sebagai pandangan paling menyejukkan yang pernah ada.
Seperti sekarang, perempuan dengan dress putih selutut juga rambut lurus nya yang terurai tengah tersenyum mempersilahkan mentari agar berpamitan pergi supaya bisa terbit kembali. Dengan seorang laki-laki yang turut ikut mengamati.
Dafa memeluk tubuh istrinya yang berada disamping nya. Satu hal yang kini dia mengerti, bahagia itu selalu sederhana. Bersama Diana hidupnya akan selalu bahagia. Bersama Diana dia harap tidak akan pernah ada lagi luka.
"Dingin, masuk aja Na." ucap Dafa pada akhirnya membuat Diana menoleh.
"Gamau kak Dafa, itu bentar lagi sunset nya tauuu." jawab Diana menggeleng cepat.
"Tapi dede nya kedinginan sayangg," tangan Dafa mengusap perut istrinya pelan.
"Kan di perut, mana bisa kedinginan." keluh Diana mengerucutkan bibirnya. Diumur kehamilan nya yang beranjak 7 bulan ini, dia memang tidak berubah, malah sikap manja nya semakin terlihat.
"Sebentar lagii yaa ya ya? abis liat sunset dehh." Dafa akhirnya mengangguk. Dia mengecup puncak kepala Diana sembari mengeratkan pelukan nya.
"Tuhan terimakasih, meski kami akan membentuk keluarga baru tapi aku bahagia, bahagia sekali...." batin Diana.
"kakak restui kami ya?" hanya itu kalimat yang selalu Diana ucapkan saat melihat langit.
Diana jelas masih teringat perkataan Darren kala itu. Ketika kakaknya akan mengatakan bahwa dia yang akan menjadi wali di pernikahannya. Senyum Diana mengembang tipis. Dalam benaknya dia berpikir mungkinkah kakaknya itu sedang marah melihatnya menikah dengan seseorang yang menjadi musuhnya?
"Jangan ngebengong sayang," tegur Dafa.
Diana menyengir sebentar, "Eh iyaaa, Diana cuma mikir nantii nama dede nyaa siapa yaa?"
"Biar gue yang pikirin," jawab Dafa tak membiarkan Diana berpikir banyak.
"Kan ada tigaa, satu satu lah." Diana mengerucutkan bibirnya.
Dafa tertawa pelan, "Lo yang cewe, gue yang cowo."
"Cewe nya satu atau dua ya?" gumam Diana.
"Satu," jawab Dafa dengan yakin.
"Ko kenapa gitu?" tanya Diana. Dokter hanya memberitahu bahwa di kandungan nya ada tiga bayi perempuan dan laki-laki soal berapa jumlah perempuan dan laki laki nya belum tau.
"My feelings."
Diana mencibir pelan, "Sok sok an tauu nii! wuu!
Dafa tertawa pelan, " Gue bapaknya."
"Kalo suatu saat nanti Diana kehabisan masa waktu, kak Dafa bakal sayang ke semua anak kita kan?" tanya Diana tiba-tiba membuat Dafa mengerutkan kening pelan.
"Maksud lo?" tanya Dafa dengan hembusan napas yang tak teratur.
Diana menggeleng, "Gak jadi kak Dafa heheheh."
Dafa memegang pundak Diana hingga menghadap ke arah nya, "Maksud lo bilang gitu apaa? jawab gue! lo mau ninggalin gue kemana?"
Diana lalu memeluk Dafa sembari memejamkan matanya, "Gak ada kak Dafa, itu cuma seandainya."
"Gue gasuka lo bilang gitu," tegas Dafa. "Kalo lo ada apa-apa bilang Na, jangan tiba-tiba bilang gitu, omongan do'a Na."
"Iya iya kak Dafaa maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
My cool badboy [LENGKAP]
Fiksi Remaja[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Highest rank: #2 in teenfiction #2 in teenfict "Kenapa enggak boleh?" "Ck, diem na," "Nanti lo gue terkam," "Terkam apa? Kan cuma duduk, emangnya kak Dafa singa?" "Sini tidur aja!" "Enggak mau! M...
![My cool badboy [LENGKAP]](https://img.wattpad.com/cover/246956500-64-k88268.jpg)