ASIKK UPDATE 🔥🔥
Hihi sadar tidak ada yang baru?? 🤍🤍Kenapa pada nethink sama Xavior siii aku ngakak bacanya 😂 Itu yang di pin Avril sama GC Detroit sayangg 😂😂
Dahlah Xavior bete 😒
Ini chapter diketik hapus berulang kali 😩
SELAMAT MEMBACA ♥️♥️
⚪ ⚪ ⚪
"Serius nomor Tante gak di save sama anak satu ini?!"
Xavior mengerjap terkejut. Beralih pandang pada pacarnya yang malah mengulum bibir sampai lesung pipinya bolong. Aishhh!!
"Liatin aja kamu ya—"
"Ini—ini Xavior save," Xavior mengacak rambutnya buru-buru menyalakan ponselnya. Menuju aplikasi chatting yang biasa dipakai keluarga.
Xavior dihadapi pilihan BLOCK dan ADD. Cowok itu langsung menekan pilihan menambah kontak. Lalu mengganti rangkaian digit angka yang diawali +62 menjadi: Mami cantik.
"Udah, ya?" Xavior menyodorkan layar ponselnya sebagai tanda bukti.
Xavior mengaduh saat lengannya malah kena cubitan ganas Ibunya.
"Dasar kamu ini," Laurel bersungut.
"Mami kan ganti nomor waktu itu," Xavior membela diri.
"Waktu itu udah 8 bulan yang lalu, Xavior!" balas Laurel dengan mata melotot. "Kecewa mami sama kamu."
Xavior meringis merasa bersalah. "Gak bermaksud, Mami," balas Xavior dengan nada meminta pengertian. "Maafin ya?"
Keterlaluan emang. Tapi Xavior terbiasa memakai aplikasi lain untuk komunikasi. Jarang sekali cowok itu membuka WhatsApp. Kontak pun bisa dihitung pakai jari. Isinya hanya grup chat keluarga dan grup kelas bersama wali kelas.
Ini semua gara-gara beberan gadis yang masih menahan tawanya itu. Mau marah tapi mana bisa Xavior.
"Udah sana," usir Laurel, "Papi sama Baduga nungguin kamu di ruang kerja kan? Sekalian ingatin papi jangan lupa minum obatnya."
Xavior mengangguk, "Baik-baik sama pacar Xavior ya, Mi," ucap Xavior melirik pada Avril.
Laurel dibuat geleng kepala. Mengiyakan saja dan membiarkan putra satunya itu pergi berlalu.
Kini tersisa Laurel dengan Avril di ruang keluarga. Duduk berbincang santai.Tidak lama kemudian datang pelayan membawakan berbagai cemilan kecil. Ada teh hangat, macaron yang disusun seperti menara, madeleine cookies, dan lainnya. Bisa dipastikan Laurel meminta chef rumah untuk membuat makanan kesukaan Avril.
Padahal Avril sudah kenyang karena sesi makan bersama tadi.
Acara makan hari ini dipenuhi oleh celotehan Baduga yang ikut menimbrung saat Laurel dan Avril berbincang. Siapa sangka kebadutan Baduga bisa menyamari suasana tegang antara Max dan Xavior. Ayah dan anak satu itu terus saling melempar pandang. Bukan tatapan malu-malu, ini kobaran perang!
Ingin rasanya Avril merecoki koneksi telepati dua individu itu. Karena di sini yang kena imbasan sensasi panas dinginnya Avril. Beruntung Avril bisa bertahan sampai sekarang. Susah tau? Avril harus tetap fokus mendengar cerita Laurel dengan jantung gedebam-gedebum antisipasi kena bombardir ledakan salah satu dari keduanya.
"Gak perlu khawatir, Avril. Xavior gak akan kenapa-napa." Kecemasan Avril yang memandangi kepergian Xavior tidak luput dari mata Laurel. Wanita itu seolah tau keresahan Avril.
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...