ASIKK UPDATE!!
LIAT COVERNYA GUYS, BIRU 😝💙💙Siap baca chapter hari ini??
Absen sini yuhuu!!Mau minta tolong ramein chapter ini, boleh yaa?? 😙😙
HAPPY READING ❤️❤️
"She's got seven personalities, everyone's a tragedy," — Caexavior Alvarez
⚪⚪⚪
Luka Avril sedang diobati. Bukan dengan dokter atau perawat, tapi pacarnya sendiri.
"Sinian," suruh Xavior dengan kapas di tangannnya.
"Muka kamu jangan begitu dulu," Avril membalas, "Berasa kemusuhan akunya."
Xavior menghembus, buang muka. Tangannya saling beradu dengan paha. Menetralkan urat wajahnya yang mengencang. Cowok itu baru menatap kembali Avril saat dirasa lembut permukaan telapak tangan mengelus lengannya.
"Diapain aja kamu, Quinzel?" Satu pertanyaan yang terus ditanyakan Xavior dan tidak dijawab Avril.
"Ya liat aja muka aku. Menurut kamu diapain?" balas Avril.
"Udah deh, jangan terlalu dipusingin. Kamu lebih parah. Istirahat. Jangan macem-macem. Jeremi sama temannya udah ditangkap. Sampai sini aja urusan kalian," ucap Avril.
Mendengarnya, Xavior jelas tidak terima.
"Bilang iya," suruh Avril, "Xavior,"
"Apaan?"
"Bilang iya kamu gak akan macem-macem," ulang Avril.
"Bawel,"
"Aku serius."
"Aku juga serius. Gak suka liat kamu diginiin, Quinzel." Kalo Avril bisa sengit, Xavior juga bisa.
"Kamu liat sendiri mereka udah ditangkap, Xavior—"
"Satu lagi belum."
"Baduga?" Avril menyebut satu nama dengan nada tidak percaya, "Ya udah pukulin aja saudara kamu. Aku juga kesel sama dia. Tapi dia udah kena tusuk. Gimana? Kamu ada alternatif hukuman lebih ringan gak?"
Xavior terlihat serius berpikir. Ini bahaya. Kalo kata Jasmine, Avril itu gila, dan kalo di situasi sekarang, gilanya Avril terkesan normal. Gak kayak Xavior yang mungkin tengah menyusun strategi pembunuhan dalam otaknya.
"Xavior,"
Tidak dijawab.
"Xavior," nada Avril memaksa, namun Xavior masih tidak menggubrisnya.
"Xavior!"
Xavior berdecak kecil. Menoleh dengan wajah kesalnya.
"Rencananya emang gak jalan sesuai mau kamu." Rencana yang dimaksud Avril adalah membuat Jeremi tetap di dalam markas. Tidak ke mana-mana sampai polisi datang. Ada alasan kenapa Jeremi takut tertangkap, markas itu adalah tempatnya dan Zarka, selaku bandar, menyelundupkan obat-obat terlarang. Lalu, kata Baduga seharusnya ketua Sparta itu turun tangan dalam penyerangan SMA Glorisius. Penawanan Gizel harusnya mencegah hal itu, namun gagal. Alhasil Baduga harus berimprovisasi kala rencana tidak berjalan mulus. Ya itu, menjadikan Avril tawanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...