Tiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap.
Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial.
Sen...
Sudah terhitung kurang lebih 2 minggu Avril menetap di Paris. Terbiasa dari kecil bolak-balik ke kota mode ini, tidak sulit bagi Avril menyesuaikan diri.
Selalu senang rasanya kembali ke sini.
Sesuai pembagian musim, bulan Juni-September adalah musim panas. Cuacanya hampir sama seperti Indonesia. Bedanya, kalo di Perancis matahari baru tenggelam sekitar pukul 10 malam.
Hari ini, seperti biasa, Avril tampil cantik.
Memakai Versailles-print duchesse dress dari Versace. Lalu DiorTribales Earrings menghiasi dua telinganya dan kalung Multicolor Sapphire, Diamond, and Pearl Necklace dari Eleuteri sebagai aksesoris. Terakhir tentengan Avril, yakni: Saffiano Mini Galleria Bag dari Prada.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini Avril ada di Avenue Montaigne. Jalanan yang dikenal sebagai fashion street Paris.
Berderet pada sisi trotoar yang terpasang pagar besi hitam dengan puncak berkilau emas, berdiri store-store butik high fashion.
Dimulai dari Giorgio Armani, Shiatzy Chen, lanjut ke Prada, Bottega Veneta, Louis Vuitton, Dior, Céline, Gucci, Roberto Cavalli, Valentino, Fendi, Ralph Lauren, dan masih banyak lagi. Sebut saja seisi clothing brand di lemari Avril.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Merci Monsieur," ucap Avril pada staff bersetalan jas yang baru saja membukakan pintu keluar untuknya.
"Je vous en prie, Mademoiselle," ramah sang pria tua buntel membalas.
Avril baru keluar dari Loro Piana. Membeli beberapa coat dari cashmere untuk Xavior.
