Update sambil nunggu contekan ulangan fisika yezzz 😘👍🤘
⚪⚪⚪
Xavior itu selalu ganteng. Tapi sekarang ada satu hal yang jelek tentang cowok itu, yaitu suasana hatinya.
Kini anak-anak Detroit tengah berkumpul di Inang. Semua tampak berbaur hanya Xavior yang sedari tadi diajak ngobrol hanya dijawab gumaman oleh cowok itu, bahkan kadang malas menanggapi.
"Minyak angin cap kapak kiriman spesial untuk neng Inang seorang," Gerald baru tiba di Inang setelah mengantar pulang Jasmine.
Tadi di perjalanannya ke sini, William menelepon cowok itu, katanya Inang nitip untuk dibelikan minyak kapak yang biasa nenek itu gunakan untuk mengobati nyeri, pilek, dan gatal karena gigitan nyamuk.
"Makasi ya Geral," ucap Inang sambil tersenyum lebar. Dengan tangan gemetarnya nenek berusia 77 tahun itu mengambil alih kantong plastik dari tangan Gerald.
"Sama-sama Inang," balas Gerald sebelum bergabung dengan teman-temannya di teras Inang.
"Bang bantuin PR Jamar lah bang," paksa Jamar, adiknya Jali.
"Najong, kerja sendiri lo, mandiri," balas Jali yang tengah asik bermain catur dengan Matthew.
"Jamar gak ngerti ini lohhh... tolonglah," rengek Jamar, kedua matanya sudah berkaca-kaca.
Gerald sendiri tertawa melihat bocah SD itu. "Jamar, Jamar, temen-temen lo bentar lagi kelar selese main bola Mar, kelamaan sih lo," ceplos Gerald.
"Ah tuhkan, Jamar mau main bola ih bang, mau lawan anak sebelah. Bantuin dong ini kerja PR Jamar," pinta Jamar.
"Jangan Rald, biarin aja. Lagi kita hukum dia," ucap Matthew jahil membuat wajah Jali semakin kusut dengan kedua mata berlinang air mata.
PR menyusahkan!
"Bang, bang Xavior boleh tolong Jamar gak?" pinta Jamar dengan nada putus asa pada cowok dengan atasan hitam dan celana abu-abu itu.
"Eh-eh bocah dibilangin jangan ganggu bang Xavior dulu, lagi jelek mood-nya kayak muka abang lo," celetuk Ricky baru selesai dengan game-nya.
"Jelek banget dong Bang?" ceplos Jamar.
"Si monyet," umpat Jali tidak terima sambil mengapit kepala adiknya itu pada ketiaknya.
"Mana sini," ucap Xavior seraya menyuruh Jamar mendekat.
"Bener bang? Jamar gak bakal kena gebuk kan?" tanya Jamar memastikan.
"Kena kalo lo buat gue keki," jawab Xavior jahat membuat Jamar mencebikkan bibirnya tapi tidak urung mendekati Xavior.
Gak apa-apa kena gebuk yang penting bisa cepet-cepet main futsal, pikir Jamar.
Memang biasanya jika ada tugas sekolah Jamar selalu dibantu oleh Xavior atau gak William sedangkan yang lain itu selalu sesat.
Pernah sekali, saat itu tidak ada Xavior dan William karena keduanya ada rapat agenda bisnis bersama. Jadilah gabungan 4 otak yang terdiri dari Matthew, Jali, Gerald, dan Ricky itu berembuk mencoba memecahkan tugas Bahasa Indonesia Jamar. Hasilnya? Lumayan, lumayan membuat Jamar kapok dan tidak lagi meminta bantuan empat makhluk itu.
"Soal apa nih?" tanya Xavior dengan kernyitan pada dahinya.
"Matematika ini bang," jawab Jamar.
"Ya gue juga tau ini bukan soal Mandarin Mar," balas Xavior malas, "tentang apa maksudnya ini."
"Gak tau bang. Jamar gak ngerti, Jamar gak paham," jawab bocah SD itu frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...