HAPPY 200K XaviorAvril !! 🤩🤩❤️
Siapp baca XaviorAvril??
Ramein yaa luv 🤗SELAMAT MEMBACA ❤️❤️
⚪ ⚪ ⚪
Malam ini, rumah Xavior kedatangan tamu-tamu tidak tau diuntung.
Janji tadi ingin pergi bermain billiard, namun karena ajakan bermain PS dari Matthew, bablas sudah sampai keenamnya malas minggat. Koneksi kenceng, teman-teman mendukung, kamar dingin, konsumsi terpenuhi, siapa sih yang gak bakalan nyaman?
"Xavior,"
Xavior menjeda langkah, "Oit," balasnya seraya mendongak ke arah si pemanggil. Beranjak, dari ingin balik ke kamar, Xavior mendekat menuju ruang keluarga.
"Sudah kelas berapa kamu?"
"12." Xavior menjawab pertanyaan Ayahnya.
"Bisa berhenti buat onar di sekolah?" Bukan pertanyaan, ini pernyataan tegas dari Max.
"Bukan Xavior yang mulai,"
"Bisa atau tidak."
Xavior diam sebentar. Tau ayahnya tidak terima alasan apapun. "Bisa."
"Pertanggungjawabkan jawaban kamu. Papi gak mau lagi dengar kamu buat masalah di sekolah. Kontrol emosi kamu atau papi yang kontrol kamu."
Xavior mengangguk.
Laurel baru balik dari dapur, mengusap sebentar punggung putranya sebelum kembali duduk di sebelah suaminya.
"Kenapa?"
Max menggeleng seraya mengambil alih dua gelas hangat dari tangan Laurel. Membiarkan istrinya membetulkan selendang yang menyelimutinya sebelum kembali bersandar padanya.
Kadang, saat malam, sudah hal lumrah melihat orang tua Xavior beristirahat di ruang keluarga. Sekedar menyemil sambil menonton. Aktivitas yang bisa dilakukan di kamar mengingat fasilitas di sana pastinya lebih lengkap. Namun Laurel justru merasa lebih nyaman berada di ruang keluarga. Jadilah Max mengikut saja.
"Kenapa gitu? Avril gak bisa?" Kening Laurel mengerut saat Xavior membatalkan makan malam dengan Avril.
"Bukan. Xavior ada urusan di hari itu," Gak mungkin Xavior bilang pacarnya sibuk. Satu, salah Xavior yang bohong mengenai ajakan Laurel. Dua, Avril benar-benar menolak dan Xavior tidak mau nama gadis itu jelek di mata orangtuanya.
"Loh urusan apa? Emangnya gak bisa ditunda?" tanya Laurel.
"Ada acara Detroit," kilah Xavior.
"Kamu udah ada bicara sama Avril?" tanya Laurel. "Dia gak apa? Avril udah reservasi tempat, Xavior."
Gantian, kini kening Xavior mengerut. "Reservasi? Di mana?"
"Mami ada saranin dinner di hotel kita aja. Tapi Avril udah ada tempat sendiri."
"Serius?"
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...