EXTRA | 1.

100K 7.6K 10.3K
                                    

Hello 😆✌️
Siapa kangen XaviorAvril?? Sini absen dulu sebelum baca hayuu 🤗

Siap baca extrachapter pertama?? Bantu aku ramein juga yess!!

Siap baca extrachapter pertama?? Bantu aku ramein juga yess!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING ❤️❤️

⚪ ⚪ ⚪

"Terus aku order minum, aku ambil duduk di depan sambil baca jurnal. Kamu tau gak aku order apa?"

Xavior sekilas menaikkan alis.

"Aku order café," jawab Avril menyebut kopi dalam bahasa Perancis.

Avril menunggu reaksi Xavior, tapi cowok itu nampak sibuk sendiri dengan layar komputer yang bisa Avril lihat pantulan cahayanya mengenai wajah Xavior dari layar laptop gadis itu.

"Xavior,"

"Hm?" sahut Xavior masih belum mengalih pandang dari kesibukannya.

"Aku minum café," ulang Avril tidak seantusias tadi.

"Café? Sejak kapan kamu minum kopi?"

"Sejak hari ini," Avril memberi cengirannya seraya menumpu dagu pada tangan, "Sekarang minum kopi masuk ke morning routine aku sebelum ke sekolah. Terus aku juga-"

"Quinzel, sebentar ya," suara Avril terpotong saat Xavior menerima panggilan masuk dari ponsel lainnya.

"Okay," Avril menunggu.

Wajah Xavior dari samping diperhatikannya. Avril bisa lihat alis Xavior menaut sesekali membalasi si penelepon.

Xavior sibuk. Avril tau itu. Cowok itu ada bilang sedang menargetkan kontrak listrik Seattle yang baru saja diperbarui. Nilainya berkisar 1 miliar. Sebentar dia akan membahasnya dengan dewan kota sana.

"Xavior—"

Decakan Xavior menciutkan niat Avril. "Boris, cari info kompetitor lain," minta Xavior.

"Baik, Tuan, ada lagi yang bisa saya bantu?"

Xavior menggeleng, cowok itu lalu kembali menoleh ke Avril. "Tadi kamu cerita apa?"

"Kamu sibuk banget ya?"

"Engga. Cuma—" Ucapan Xavior terhenti, saat Boris kembali memanggilnya. Katanya ada penting.

Xavior bilang nanti, tapi Boris kembali menekankan kalo hal ini penting.

"It's okay, Xavior."

Xavior menghela. "Maafin, nanti aku call lagi ya?" Xavior terdengar lelah bikin Avril gak tega.

"Gak apa, aku juga udah ngantuk," jawab Avril.

"Kamu daritadi ngantuk?" tanya Xavior.

Avril mengangguk. "Udah jam 12 di sini."

Xavior diam sebentar, sebelum berucap, "Okay, good night, Quinzel. Aku sayang kamu,"

XaviorAvrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang