Fast update nich 🤠❤️
Jangan lupa vote + komen yaahappy reading y'all 😄💅✨
BAB 5 | BENTROK BESAR
Bel tanda pulang berbunyi bersamaan dengan usainya Avril membuat coretan kerangka model gaun.
Ini hanya kegabutan Avril lantaran bosan mendengar penjabaran materi dari guru di depan. Bukan Avril malas, tapi materi pada layar proyeksi depan sudah Avril hapal luar kepala.
Avril menekuk ke kiri-kanan lehernya yang terasa pegal. Lalu melirik Zach, teman sebangkunya yang sedaritadi mengacuhkannya.
"Masih marah?" tanya Avril.
Tidak dijawab. Hanya lirikan malas yang didapat Avril.
"Terakhir, aku ulang. Bukan aku yang gituin dia," ucap Avril.
"Minta maaf dulu sama Putri baru ngomong lagi sama aku." Zach berujar sembari bangkit dari duduknya.
"Hah?" tanya Avril diselingi tawa kecil. "Kamu tau sendiri kan bukan aku yang sirem dia. Kenapa jadi salah aku?"
"Emang salah kamu kok," pertegas Zach. "Bukan kamu yang ngelakuin, tapi kamu suruh Mina sama Laura kan buat sirem Putri?"
"Gak kasian apa sama dia? Balik-balik basah kuyub."
"Well atleast dia jadi lebih bersih kan?" balas Avril tidak mau disalahkan.
Zach menatap Avril tidak percaya. Memilih kembali merapikan buku-bukunya dan mendiamkan gadis itu.
"Udahlah gak penting. Ayo aku mau pulang," ajak Avril.
"Hari ini kamu pulang sama Pak Banoya aja," ucap Zach menyebut nama supir keluarga Avril.
Bibir Avril terbuka tidak terima. "Kok gitu?"
Zach tidak menjawab, berlalu keluar kelas bertepatan dengan Jasmine yang tampak memasuki kelasnya.
"Nahloh, nahloh, bau-baunya ada yang masih marahan nih," ledek Jasmine.
Avril mengerutkan hidung, "Bau-baunya, bau busuk Jasmine." Avril mengendus seragam sahabatnya. "Lo habis makan sampah?"
"Ngaco." Jasmine spontan memukul lengan atas Avril. "Tadi gue lupa bawa bahan praktikum Biologi, terus ketemu Gerald, dia bantu gue kabur ke supermarket depan," cerita Jasmine dengan senyum merekahnya.
Avril menaikkan satu alisnya. "Biar gue tebak, kalian stop sebentar di tempat pembuangan sampah buat kencan singkat?"
"Lucu. Kita ngumpet deket sana. Soalnya Bu Amel sempat keliling," klarifikasi Jasmine menjelaskan bau seragamnya. "Romantis kan? Hehe,"
"Miris," Avril ikut memberi senyumnya, "Puter," lanjutnya seraya menyemprotkan parfum Chanel Coco Mademoiselle-nya ke atasan Jasmine.
"Belum dapet maafnya?"
"Nanti Ian sendiri yang bakal minta maaf,"
"Maksud gue, lo belum minta maaf?"
Avril mengernyit, kembali memasukkan parfumnya ke handbag. "Untuk?"
"Menurut lo?" tanya Jasmine balik. "Kasian gue sama Putri, gini-gini dia kan calon keluarga lo."
Avril menatap kesal sahabatnya itu. "Pelanin suara lo," desis Avril.
"Okay, sorry," balas Jasmine pelan. "Belajar minta maaf ke orang lain Vril," tutur Jasmine yang dianggap angin lalu.
"Gue pulang bareng lo ya?" pinta Avril pada Jasmine.

KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Ficção AdolescenteTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...