HaLo! Apa kabar semuanya?
aku update lagi nih, smoga critanya berkesan untuk kalian semua 💜Jangan lupa vote dan komen oke? oke.
⭐⭐⭐
⚪ selamat membaca ⚪BAB 3 | RUANG KEPALA SEKOLAH
"Masih sakit?"
Avril mengangguk dengan raut wajah ditekuknya.
Pagi ini Zach tiba-tiba menjemputnya. Laki-laki itu tampak segar dan rapi dengan seragan dan atribut sekolah yang melekat pas di tubuhnya.
Zach tersenyum sembari mengusap rambut brunette gadis di sebelahnya. "Gapapa, nanti bakal sembuh."
"Harus sekarang Ian." Avril berseru kesal sembari mengaca pipinya dari kamera depan ponselnya. Untungnya lebam itu berhasil tertutupi oleh polesan concealer.
"Bentar lagi aku ada pemotretan buat sampul majalah Beauty. Pipi aku harus udah mulus waktu hari H."Memikirkan photoshoot mendatang itu membuat mood Avril kembali memburuk.
"Kalo semisal aku diganti sama siswi lain gimana?" Avril membanting pelan ponselnya pada meja panjang di hadapannya saat rasa cemas kembali melanda dirinya.
"Hey, tenang okay?" Zach meraih pundak Avril. "Kamu gak akan diganti Vril. Gak ada juga yang bisa gantiin kamu."
Apa yang dikatakan Zach benar. Tidak ada siswi yang lebih baik dari dirinya. Tapi kenapa Avril merasa cemas sekarang?
"Napas Vril," lanjut Zach membuat Avril menghela panjang diakhiri senyum manisnya.
"Gini kan cantik," puji Zach membuat Avril tertawa kecil.
"Kak Avril," panggilan itu menginterupsi perbincangan Zach dan Avril. "Boleh tolong bantu Putri?"
"Eh ada..." Putri menggantung kalimatnya, bingung ingin berucap apa dan seketika malu melihat keberadaan Zach.
Pandangan Avril dan Zach lantas tertuju pada gadis berseragam sama dengan mereka. Tanpa niatan menjawab, Avril menarik tangan Zach ikut dengannya.
"Ayo kita terlambat nanti," ajak Avril pada Zach.
"Sebentar Vril," ucap Zach, matanya meneliti gadis berponi di depannya yang membuat Putri menunduk malu.
"Bukan siapa-siapa, ayo Ian." Avril berdecak malas.
"Vril, gak boleh gitu," tegur Zach membuat Avril memberenggut.
"Namanya siapa?" tanya Zach pada Avril.
"Avrizella Quinzel. Kesayangan kamu nomor satu. Udah ayo berangkat," ajak Avril lagi.
"Bukan kamu Avril," balas Zach dengan tawa kecilnya. "Nama dia. Lo siapa?" Zach beralih menatap gadis di depannya.
"P-Putri kak," jawab Putri gugup.
"Nama gue Zach," balas Zach gaul. "Kita pernah ketemu gak sih? Muka lo familiar."
"Ehm... kakak pernah tawarin aku ke sekolah bareng waktu itu," jawab Putri dengan pipi memerah.
Reaksi spontan, Avril mengernyit.
"Ohh, iya, iya." Zach menepuk jidatnya sembari tertawa, kemudian laki-laki itu beralih menatap Avril. "Dia Vril yang kemarin aku cerita."
"Hm," balas Avril malas. "Ayo ke sekolah sekarang," paksa Avril untuk kesekian kalinya.
"Kamu kenapa gak cerita kalo Putri calon adik tiri kamu?" tanya Zach.
"Gak penting Ian. Masih mau lama-lama di sini? Aku tinggal ya," ancam Avril membuat Zach langsung merangkul pundak gadis berambut brunette itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...