20. PENGAJUAN

84.9K 7.4K 1K
                                        

Aih mantap, chapter kemarin komennya rame xixi 🥰🥰

Chapter ini gas ramein juga yoo ❤️🤘❤️🤘

⚪ ⚪ ⚪

Pagi ini Xavior sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ah ralat, maksud dari kata rapi dalam kamus Xavior adalah setidaknya cowok itu memakai baju, celana, dan sepatu sekolah.

"Tas kamu mana Xavior?" tanya Laurel, ibunya.

Xavior mendongak dengan buah apel menempel pada bibirnya. Cowok itu celingukan mencari tasnya sebelum tersadar sesuatu. Sementara Laurel sudah menatapnya penuh selidik.

"Masih ada gak mi?" tanya Xavior.

"Apanya yang masih ada Xavior?" tanya Laurel balik berusaha sabar.

"Stok," jawab Xavior, menyembunyikan cengirannya dengan menggigit kembali buah apel di tangannya.

"Tas kamu ke mana semua Xavior?" ulang Laurel lebih lambat sambil berkacak pinggang.

Xavior menggaruk tengkuknya yang tidak gatal bingung harus jawab apa. Padahal Xavior yakin Ibunya sudah tau jawabannya.

Nih ya, biasa Xavior dan teman-temannya tuh kalo bolos atau telat datang pasti selalu nitipin tas mereka ke ibu-ibu kantin. Atau gak ke Inang. Nah kalo temen-temennya masih mending abis nitip pulang atau besoknya ambil balik lagi tas mereka. Beda cerita kalo sama si Xavior. Cowok dengan predikat siswa ternakal di Glorisius ini suka males sendiri ngambil tasnya, kalo gak diambilin temennya ya gak bakal diambil tuh tas ampe ditegor ibu kantinnya.

Iya gitu aja terus sampe ibu-ibu kantinnya alih profesi buka toko tas modal titipan Xavior.

"Serius, Mami capek banget ngeliat kelakuan kamu," tutur Laurel menatap anaknya itu kelewat jengah.

"Merem dulu coba mi, siapa tau semangat lagi."

"Xavior!" tegur Laurel, seraya mengambil tempat duduk di sebelah anaknya itu, "kamu ada masalah hidup apa sih?"

"Banyak mi, gak bisa dihitung lagi," jawab Xavior.

"Gak bisa dihitung lagi, apa kamu yang gak bisa ngitung?" sindir Laurel.

"Enak aja. Mulutnya jangan aktif-aktif itu bun."

"Ban, bun, ban, bun, kamu tuh emang keenakan tau!" sembur Laurel.

Baru Xavior ingin menyahut, Laurel kembali menceramahinya.

"Wali kelas kamu, Pak Pasmud ngomong sendiri kamu selalu bolos pelajaran dia, gak cuman pelajaran dia, hampir semua mata pelajaran lain, iya kan? Ngaku kamu."

"Gak selalu ah, ngawur tuh guru," balas Xavior, "ulangan kemarin Xavior masuk kok." Tapi keluar lagi sih gara-gara diusir ketauan nyontek William. Nasib-nasib...

Laurel menghela kasar. "Cuman kemaren? Pokoknya mami gak mau ya Xavior kamu bolos-bolos begini terus. Udah kelas 12, berubah ya?" pinta Laurel baik-baik.

"Jadi apa mi?"

"Jadi lebih baik Xavior!" kesal Laurel mengundang tawa renyah Xavior.

Gila ganteng bener anak gue!

"Mami serius," ucap Laurel tegas.

"Duain."

"Jangan bolos-bolos lagi."

"Iya, Xavior kurangin."

"Jangan."

"Jangan dikurangin?"

XaviorAvrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang