AVRIZELLA QUINZEL

138K 11.1K 978
                                    

MEET:

AVRIZELLA QUINZEL V.

AVRIZELLA QUINZEL V

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H

APPY READING ❤️❤️

🗼🗼🗼

"Benita, ayo lebih cepat," tutur Avril tidak sabaran pada maid paruh bayanya itu.

"Kita mau ke mana lagi Nona?" tanya Belinda.

"Ke Cafe de Flore, Jasmine udah nunggu di sana. Makanya ayo cepat," jawab Avril sembari melanjutkan langkahnya yang tertunda.

Benita sendiri hanya bisa berpasrah. Dua tangannya sudah mati rasa karena membawa belasan kantong belanja dengan logo brand terkenal. Mulai dari Loro Piana, Chanel, Louis Vuitton, Dior, Hermès, Saint Laurent, semua diborong oleh gadis borjuis dengan selera fashion yang tinggi itu.

Lain halnya dengan Avril, gadis itu terlihat sedang bahagia. Melangkah ringan tanpa beban.

Nama lengkapnya Avrizella Quinzel. Gadis jelita dengan selera fashion tinggi. Selalu tampil cantik dan berkelas seperti baru keluar dari departemen pembelanjaan. Intinya gadis itu sangat memperhatikan penampilannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Makanya tidak heran jika banyak sekali kaum hawa yang mengidolakannya sekaligus membencinya karena iri.

Hari ini adalah hari terakhirnya berlibur di Paris, atau bisa dibilang pusat mode dunia. Oleh karena itu ia harus memanfaatkan sisa-sisa waktunya dengan baik, sebelum ia kembali ke Jakarta dan kembali menjalani kewajibannya sebagai seorang pelajar di SMA Glorisius.

"Duh, bi, sini saya bantu," itu suara Jasmine, sahabat Avril yang bergegas mendekati Benita.

Tadi Jasmine dan Avril sempat berpisah karena Jasmine yang ingin mengelilingi Notre Dame dan Avril yang ingin berbelanja sebelum akhirnya memutuskan untuk bertemu di cafe ini. Cafe de Flore.

Sementara Jasmine membantu Benita, Avril sendiri langsung mengambil tempat duduk di depan cafe menunggu pelayan mendatanginya.

"Benita udah tua Vril, lu harus stop perbudakin dia kayak gitu. Kasian tau," ucap Jasmine.

"Budak dengan tunjangan besar," tanggap Avril, "Tenang, Jasmine, hidupnya makmur sama gue."

"Tau ah,"

Tidak ada sejarahnya Avril kalah dalam perdebatan. Jadi lebih baik Jasmine mengalah saja.

"Benita mana?" tanya Avril sembari mengedarkan pandangannya.

"Gue suruh balik ke hotel."

Mata Avril melotot mendengarnya. "Kok gak ngomong ke gue?"

Jasmine hanya mengedikkan bahunya sebagai responnya.

XaviorAvrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang