Siapa kangen XaviorAvril?? Absen dulu sini skuy 😘💕💕
NOW PLAYING : Author Playlist
Arash Buana, raissa anggiani — if you could see me cryin' in my room
"Selalu terselip kalimat; Aku sayang kamu, dibalik setiap perlakuannya,"
— XaviorAvril.
Kalo ngedit foto dulu nanti makin lama updatenya. Hari ini kosong dulu ya lov 😉
Happy reading semua!! ❤️❤️
⚪ ⚪ ⚪
Kini waktu menunjukkan hampir pukul 12 malam. Dan Avril tidak bisa berhenti memandang satu per satu foto dari album foto itu. Seolah tiap foto ada misteri tersendiri yang membuat Avril tidak bosan-bosan memandangnya.
Beberapa sudah dibingkai. Avril letakkan di nakas dengan foto-foto lain.
Ada perasaan bahagia tersendiri. Walau Avril sendiri tidak ingat semua momen yang diabadikan dalam kumpulan foto itu. Tiga hari belakangan ini Zach juga berusaha membantu Avril. Namun hasilnya nihil. Nyatanya tidak semudah itu. Avril juga tidak mau lagi memaksa kerja otaknya. Semakin dipaksa, semakin pusing Avril dibuat.
Sampai sekarang juga Avril tidak menemukan petunjuk siapa pengirimnya. Dan bagaimana bisa orang itu mempunyai semua barang-barang Avril?
Avril menaruh curiga pada Benita, tapi ternyata bukan. Lalu siapa kalo bukan Zach atau Benita? Tidak mungkin ayahnya kan? Iya tidak mungkin lah!
Lalu siapa?
⚪ ⚪ ⚪
Rumah Avril sedang ramai. Tepatnya di lantai dasar yang menjadi tempat perayaan ulang tahun Avril.
Besok Avril akan berumur 17 tahun. Kalo biasa di SMA Glorisius, siswi-siswi borjuis menggelar acara sweet seventeen mereka secara besar-besaran di gedung atau hotel. Avril menolak konsep itu. Menurut Avril sudah basi dan terlalu basic.
Well, Avril bisa dibilang lebih muda setahun dari teman-temannya. Dan acara sweet seventeen itu ramainya saat kita berada di kelas 11. Jadi aneh aja kalo di kelas 12 ini Avril mengulang konsep itu di saat teman-temannya sudah berumur 18 tahun. Kesannya kayak ketelatan dan gak spesial banget!
Lagian buat apa susah-susah sewa gedung? Rumah Avril sudah jauh lebih mewah dan besar dibanding ballroom hotel kok.
Kini banyak pekerja dari berbagai toko berlalu lalang. Keluar-masuk pintu utama. Mengambil dekorasi dan menatanya. Kalo sudah seperti ini Benita akan dibuat kelimpungan setengah mati—ups maksudnya setengah hidup.
Bisa diteriakin dari kuburan oleh Avril kalo sampai-sampai Benita wafat di acara pentingnya ini.
"Bukan, bukan disitu," Benita berlari kecil mengejar salah satu pekerja yang membawa dua floaties besar. "Tempatnya di kolam besar."
Avril baru saja bangun. Masih mengantuk. Gadis itu keluar dari kamarnya. Menuruni tangga dengan tangan kanan pada penyangga sementara kirinya sibuk dengan ponselnya.
Jempol Avril menekan pada layar ponselnya. Menjeda instastory dari akun Instagram Gerald yang diunggah semalam. Hanya foto sebuah tempat kopi. Tapi jari Avril seolah tidak mau melepas begitu melihat subjek dalam latar foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
XaviorAvril
Teen FictionTiba-tiba dia kembali. Mendekat, mengganggu, lalu menetap. Mengenai dua penguasa SMA Glorisius. Xavior dengan predikat cowok ternakal di sekolah dan pemimpin geng ternama dan Avril si gadis panutan dengan status tertinggi dalam hierarki sosial. Sen...