53. Anak Pelita

93.1K 6.3K 1.6K
                                    

ASIKK UPDATEE!!
Siapa kangen XaviorAvril??

(chapter ini aman dibaca)
Ramein chapter ini prenn, tinggalkan jejak juga sebelum baca ⭐⭐

HAPPY READING!! ❤️❤️

⚪ ⚪ ⚪

Aula utama SMA Glorisius kini dipenuhi kumpulan anak Detroit. Mereka semua menyebar mengisi aula. Baik junior, maupun senior. Laki-laki atau perempuan, mereka terlihat bercengkrama, ada yang membentuk kelompok besar, ada juga gadis-gadis yang asik bergosip membuat lingkaran sendiri.

Ramai.

Itu sebelum pintu kemegahan dengan gagang besar berwarna perak dibuka. Menampilkan sosok Xavior dengan jaket parasut hitam dengan sentuhan lingkaran emas pada bagian lengan bertengger di pundaknya.

Baru memijak kaki, tapi satu aula dibuat senyap. Ini bukan Xavior yang ramah. Auranya kental oleh cekaman. Bahkan kawan sekalipun bisa merasa menjadi lawan kala berhadapan dengan cowok satu itu.

Xavior tidak ada memberi instruksi lanjutan. Tapi gema tiap langkah yang diambil sang ketua membuat para anggota yang awalnya menyebar mengisi satu penjuru aula langsung beramai berpusat di tengah aula.

Di sini, Xavior selaku ketua Detroit memang ada memberi perintah langsung kepada 228 anggota-nya segera berkumpul. Cowok itu tidak banyak cakap. Hanya memperhatikan satu per satu dengan mata elangnya. Tatapannya datar. Itu artinya ada satu masalah sampai secara dadakan pertemuan ini diadakan.

"Xav," Gerald memecah hening.

"Udah semua?" tanya Xavior.

"Dah," Matthew menjawab.

Baru lima menit pesan itu dikumandangkan, baguslah semua sudah berkumpul tanpa keabsenan satu anggota pun.

Xavior mematikan ponselnya, cowok itu baru saja bertukar pesan dengan pacarnya. Beranjak dari duduk, Xavior memasukkan kembali ponselnya. Ia menyugar rambutnya ke belakang baru kembali menatap manusia ramai di depannya.

Ada hening.

Xavior memperhatikan satu per satu dengan mata elangnya. Sebelum satu pertanyaan terlontar dari bibirnya.

"Siapa yang mau keluar dari Detroit?"

Pertanyaan Xavior lantas mengundang heran sebagian besar pasukan yang terbentuk. Bisik-bisik terdengar dan membesar mengisi ruangan. Terus bertanya-tanya alasan lemparan pertanyaan sang ketua.

"Gak usah diskusi," Xavior kembali berucap, rahang yang mengeras, tidak menyukai keramaian yang tercipta.

"Ngaku. Angkat kaki keluar barisan." Tegas Xavior tidak main-main.

Tidak ada yang bergerak.

"Kalo gak suka di sini. Gak suka sama kami. Keluar sendiri. Gak usah ngehasut yang lain."

Bahu Xavior ditepuk oleh Ricky sebagai kode. Cowok itu terlihat menunjuk pada barisan belakang, tepatnya ujung kanan. Adik kelas yang terus menunduk, menghindar kontak mata.

Xavior mengangguk singkat. Nama pelaku sudah ditangan Xavior. Lebih tepatnya Xavior, William, Gerald, Ricky, Matthew, dan Jali. Enam pasang mata terus mengintai. Menunggu satu pengakuan yang sepertinya tidak akan diperoleh.

Baru sekali Xavior mendapat kabar ada problem internal dalam perkumpulan yang dinaunginya. Hasutan dan jelekan dari luar mengenai Detroit mungkin sudah kerap didengar. Tapi kalo sudah orang dalam yang bertindak? Xavior tidak akan tinggal diam.

XaviorAvrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang