EPILOG

363 18 0
                                    

" saya hanya ingin mendapat kebahagiaan saya.. Dan kebahagiaan saya itu menikahi kamu Klarasa.. "

---

Setelah janji suci pernikahan terucap, Arkan mengecup kening Klarasa dengan lembut. Lembut dan sangat tulus, sampai rasanya Klarasa bisa merasakan ketulusan Arkan.

Arkan menatap wajah cantik istrinya dengan senyum manis. Sementara hatinya tak berhenti mengucap syukur.

" kamu ingat ucapan saya Ra? Kebahagiaan saya itu menikahi kamu.. istri.. ku? " Ucap Arkan malu. Sementara telinganya sudah memerah sejak tadi, sejak ia mencium kening istrinya.

Ahh.. istri ya? Arkan tak menyangka bahwa impian besarnya bisa menjadi kenyataan hari ini. Ya, tepat pada hari ini ia menikahi kekasih impiannya, Klarasa Zara Arkia.

Dengan mengantongi restu kedua orang tua dari jauh jauh hari tentu saja membuat Arkan semakin berapi api untuk meminang Klarasa.

" Sekarang adalah waktu yang ditunggu tunggu oleh hampir semua tamu undangan, terutama kalian yang masih sendiri ya.. " ucap sang MC yang tak lain adalah Tenma Takahashi, kakak ipar Arkan. Kakak iparnya itu memaksa Arkan untuk menjadi MC di pernikahannya.

Dengan alasan "gue bakal narik perhatian tamu undangan dengan sejuta pesona gue Arkan, lo mau kan pernikahan lo berkesan di hati para tamu undangan lo? "

Dan Arkan hanya bisa meng-iya-kan.

" Oke! Tak usah banyak bicara lagi, kita lanjutkan ke acara selanjutnya, yaitu... PELEMPARAN BUNGA! " Ucap Tenma yang diiringi tepuk tangan dari para hadirin.

Dengan arahan Tenma, semuanya sudah berdiri di depan pelaminan dengan tangan yang siap menangkap bunga pengantin.

" Saya akan menghitung mundur! Oke?! Saat saya selesai, semuanya harus kompak berteriak lempar! " Ucap Tenma memberi arahan.

" SEMUA BERSEDIA?!" Teriak Tenma memicu adrenalin para hadirin.

" BERSEDIA!! "

" Kedua mempelai bagaimana? Bersedia kah? " Tanya Tenma sekali lagi.

Arkan dan Klarasa hanya mengangguk seraya tersenyum.

" Oke! Karena semuanya sudah bersedia.. saya akan mulai menghitung! " Tenma menarik napasnya.

" Tiga.. "

" Dua.. " Tenma tersenyum jahil.

" SA-Dua seperempat.. " ucapnya, terdengar beberapa desahan kecewa dari arah tamu yang sedang menunggu bunga dilempar.

" Dua setengah.. " ucapnya lagi jahil. Bahkan sudah ada beberapa tamu yang terlihat jengkel, tapi tak sedikit tamu undangan yang tertawa.

Tenma menarik napasnya lagi sambil memperhatikan para tamu undangan dan pengantin secara bergantian.

" SAAATU! " Teriak Tenma berapi api.

" LEMPAARRR!! " teriakan dari tamu undangan memenuhi aula pernikahan yang megah itu.

Semuanya berusaha menangkap bunga yang dilambungkan oleh kedua mempelai dan berharap bahwa mereka akan segera menyusul duduk di kursi pelaminan sebagai pengantin.

Ada Alex dan Rhea yang berusaha meraih bunga dengan tawa di wajah mereka. Ada Fathan dan Saras yang juga berusaha menangkap bunga dengan sungguh sungguh. Ada bunda dan ayah yang tersenyum haru melihat kemeriahan pernikahan anak bungsunya. Chandra yang sibuk menggoda para gadis, Dio yang tidak tertarik sama sekali pada acara pelemparan bunga. Ada kakak Arkan yang sibuk dengan dua anak perempuan, yaitu Senka dan Rui, dan tak lupa, Dio (sepupu Arkan) yang hanya menonton dan setia menemani istrinya yang tengah hamil tua.

Di tengah semua kesibukan itu, kedua mempelai, yaitu Arkan dan Klarasa tertawa tawa melihat kericuhan yang tercipta akibat "sebuket bunga". Tangan Arkan merangkul bahu istrinya sambil mencium pelipis Klarasa dengan sayang.

Ia menatap wajah istrinya dari samping dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya.

Klarasa yang merasa diperhatikan pun menoleh dan mendapati suaminya tengah menatap dirinya dengan senyum mengembang.

Ahh.. suami.. benarkah ini? Klarasa tanpa sadar tersipu malu.

" Saya tidak tau harus mengatakan apa sekarang, perasaan saya sedang membuncah.. " ucap Arkan.

" Yang jelas.. saya benar benar bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan.. telah membuat kamu menjadi milik saya " lanjut Arkan.

Klarasa tersenyum manis, " terima kasih juga sudah memperjuangkannya sampai sejauh ini " ucap Klarasa.

Arkan mengangguk. Ia memegang kedua bahu Klarasa sambil menyatukan kening mereka.

" Saya tidak berjanji bahwa kamu akan bahagia selamanya.. Saya juga tidak berjanji bahwa kamu akan selalu tersenyum selamanya..  tetapi saya berjanji! Bahwa saya akan memperjuangkan semuanya.. " ucap Arkan. Ia menghela napas pelan sebelum melanjutkan.

" I love you.. I very very very love you! " Ucap Arkan bangga.

Klarasa mengangguk beberapa kali saking bahagianya, " I very very very very love you! " Balas Klarasa.

Setelah itu, keduanya sama sama tertawa konyol. lalu Arkan menarik Klarasa dan memeluknya erat.

Dan akhirnya... Setelah pertikaian, perselisihan, dan semua kerumitan yang telah terjadi sejauh ini.. Mereka berdua bisa bersatu dan berdiri di atas pelaminan yang sama dengan perasaan yang sama sama bahagia.

Tapi tentu saja.. ini semua bukanlah ending yang sesungguhnya. Kehidupan pernikahan akan jauh lebih rumit dari ini semua.

Entah apa yang akan terjadi setelah ini, dan apa akhir dari kisah cinta mereka. Happy ending kah? Atau justru Sad Ending?

Itu semua tergantung takdir dan tergantung usaha mereka masing masing.

Yang jelas untuk saat ini.. mereka mendapatkan happy ending!

--TAMAT--

Hwaaa nangiiis😭 akhirnya ceritaku yang pertama tamat😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwaaa nangiiis😭 akhirnya ceritaku yang pertama tamat😭

GIMANA GIMANA? masih perlu banyak di revisi ya? Hehe..

Terima kasih banyak yang udah ikutin kisah Arkan dan Klarasa sampai akhir ya! I love you so much!

Oh ya! Jangan lupa mampir di lapak sebelah!

Ini tentang Dio guys! Si detektif datar! Dingin! Kulkas hidup!

Jangan lupa masukin library yaaa!!

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang