29. Kreatif

301 15 0
                                    

" di-dia..?"

Klarasa mematung melihat wanita di depannya. Wanita yang mengaku nempunyai anak dari Arkan.

Klarasa menoleh ke arah Arkan yang juga sedang melihat ke arahnya.

Keduanya seolah berbicara lewat tatapan.

" Arkan ngelecehin dia.. Bunda gak nyangka anak bunda kurang ajar " ucap Bunda Rani diiringi air mata yang sudah meluncur.

" Ya ampunn bunda.. Bunda masih lebih percaya sama jalang itu daripada anak bunda sendiri? " tanya Arkan sambil meremas rambutnya frustasi.

" Arkan! " sentak Bagas.

Klarasa hanya diam sambil menatap wanita berambut pendek itu.

" bunda dan ayah gak mau tau! Kamu harus nikahin dia hari ini juga! " kata Rani.

Mata Arkan terbelalak.

" Jangan membantah! Dasar tidak tau diri!! mempermalukan keluarga! " ucap Bagas sarkas.

Arkan menatap ayahnya tak percaya.

" Arkan mau tes DNA! Arkan bakal buktiin kalo Arkan gak pernah lecehin jalang itu maupun perempuan lain! "

Arkan pergi ke kamar sambil menarik Klarasa supaya mengikutinya.

Blam!

Arkan menutup pintu kamar dengan kasar membuat Klarasa terlonjak.

" M-mas.. Udah tenang.. "

" bagaimana saya bisa tenang? Saya sedang difitnah.. Bunda pasti sangat merasa kecewa, padahal saya tidak melakukan apapun "

" tapi.. Waktu di Jepang.. Mas emang gak sampe ngelakuin itu? " tanya Klarasa.

Arkan mendongak menatap Klarasa.

" kamu pikir saya mau berhubungan dengan Verin? Dia yang menyerang saya duluan, untung saja kamu datang di saat yang tepat.. Verin sudah mau membuka celana saya " kata Arkan dengan suara bergetar.

Ya, wanita itu Verin.. Pantas saja Klarasa tidak mengenalinya.. Verin telah mengubah gaya rambutnya.

Klarasa menghampiri Arkan lalu duduk di sebelahnya.

" tenang.. Kalo emang mas gak ngelakuin itu, kita buktiin.. Jangan panik " Klarasa mengusap usap punggung Arkan membuat Arkan sedikit tenang.

" tapi hari ini juga saya akan menikahi Verin, Ra.."

Klarasa tersenyum.

" bisa jadi Verin emang jodoh mas.. Tuhan menyatukan mas Arkan dengan Verin lewat jalur seperti ini.. " ucap Klarasa.

" saya gak akan pernah menikahi jalang! saya yakin.. Dia hanya ingin harta saya! "

Arkan bangkit. Ia menatap Klarasa dalam.

" dan satu lagi.. "

" saya hanya akan menikahi kamu! "

Setelah mengatakan itu Arkan masuk ke dalam kamar mandi.

Jantung Klarasa berdetak tak karuan. Klarasa bingung, kenapa akhir akhir ini perkataan Arkan selalu berpengaruh padanya. Padahal waktu itu Arkan selalu mengatakan akan menikahinya dan Klarasa biasa saja. Tapi sekarang berbeda.

" Ra! " Arkan menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamar mandi.

" eh! Ya? "

" maaf tolong ambilkan handuk saya.. Di lemari sana " tunjuk Arkan pada lemari.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang