37. Merelakan

375 13 0
                                    

Alex menatap kedua gadis di depannya dengan perasaan khawatir.

Ia takut akan terjadi peperangan di kafe yang ia tempati ini.

Tapi, setelah dilihat lihat sepertinya hanya satu gadis di depannya yang memasang wajah garang. Sementara gadis yang satu lagi memasang wajah santai dan ramah.

" Rhe- "

" jadi.. Kamu yang namanya Klarasa? " tanya Rhea.

Klarasa tersenyum manis.

" iya "

Rhea beralih menatap Alex.

" dia wanita yang kamu suka? " tanya Rhea.

" e-eh? " Klarasa menautkan alisnya bingung.

Dengan cepat Alex mengangguk.

" lumayan, 85% " ucap Rhea.

Alex menghela napasnya.

" kamu masih suka banding bandingin kecantikan seseorang lewat persentasi ya " ujar Alex.

" udah jadi rutinitas " jawab Rhea.

" kamu harus ngilangin kebiasaan itu Rhe.."

" gak bisa.. Kecuali kamu mau jadi pacar aku " Rhea mengedip ngedipkan sebelah matanya dengan genit.

Alex yang mendengar itu mendengus kesal kemudian menyeruput kopi di depannya.

" Mau kan? " tanya Rhea.

" diem "

Klarasa yang tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan kedua orang di depannya ini hanya diam.

" Klarasa " panggil Rhea.

" iya? "

" kenalin nama aku Rhea Vyberllina " Rhea mengulurkan tangannya ke hadapan Klarasa yang langsung disambut hangat oleh Klarasa.

" nama aku Kl- "

" aku anak dari pemilik hotel Berllin, aku anak terakhir dari 3 bersaudara.. Ayahku keturunan Jerman, sedangkan ibuku keturunan Iran, tapi aku besar di Inggris. Aku suka yang manis manis, coklat misalnya.. Atau apapun itu yang berbau manis.. Aku sukaa! "

" Oh iya! Kata orang orang, aku itu cantik.. Emang iya ya? Blasteran gitu loh haha.. Umur aku 20 tahun, aku suka sama Alex udah jauh jauh hari sebelum kamu ketemu sama dia.. Terus.. "

" R-Rhea.. U-udah Rhe.. Udah " ucap Alex.

" Kamu tau gak kenapa aku bisa lancar berbahasa Indonesia? Aku ambil bimbel pelajaran bahasa, jadi semua bahasa di dunia aku pelajari semua.. Termasuk Indonesia.. Bla.. Bla.. Bla.. "

Alex dan Klarasa menganga lebar mendengar ocehan ocehan Rhea yang tidak penting. Dia seperti sedang mempromosikan dirinya sendiri.

Klarasa pikir, Rhea itu wanita sombong yang akan memusuhinya karena dekat dengan Alex.

Tapi tidak, Rhea itu hanya wanita cantik yang polos.

" Nah.. Terus udah gitu.. "

" Rhea! Udah! Stop! " Alex menggenggam tangan Rhea.

Rhea memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Alex, dan semburat merah tiba tiba muncul di pipi mulusnya.

" Ih Alex.. Pegang pegang tangan Rhea.. " ucap Rhea malu malu.

" supaya kamu berhenti bicara " balas Alex sambil melepas genggamannya.

" gausah bohong! Bilang aja mau pegang tangan Rhea.. Nih udah pegang aja! Gapapa kok " ucap Rhea sambil memberikan tangannya pada Alex.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang