3. Confide

832 38 3
                                    

Jam menunjukan pukul 19.23, Klarasa dan Sarah tengah bermalas-malasan di kamar Klarasa sambil menonton dan memakan camilan.

"Jadi gimana kerjaan lo? Enak ga?" Tanya Saras sambil menatap Klarasa yang baru saja memasukan satu butir camilan ke mulutnya. "Enak gak enak, tapi lebih banyak ga enak nya sih," jawab Klarasa, kemudian kepalanya menunduk melihat isi bungkus camilannya yang sudah habis.

"Yeh, abis," Klarasa meremas bungkus camilannya, "Saras, gue mau ke supermarket, beli camilan yang banyak. Lo mau ikut gak?" Tanya Klarasa. Saras menggeleng, "gak ah, mau rebahan aja, hehe," jawabnya seraya berguling-guling di kasur Klarasa.

"Oke, terserah." Selang beberapa detik kemudian, Saras dengan mendadak bangun dan menyambar ponselnya, "ehh mau ikut deh, tunggu!" Dengan berlari kecil, ia menyusul Klarasa ke luar kamar.

Malam ini Saras berencana akan menginap di apartemen Klarasa. Mereka sering saling menginap di tempat masing-masing, sehingga mereka benar benar sudah seperti kakak adik. Tidak, lebih tepatnya mereka seperti kembar siam. Orang tua Saras juga sudah menganggap Klarasa sebagai anaknya sendiri.

Sementara, orang tua Klarasa, ayahnya meninggalkan Klarasa dan ibunya saat Klarasa berumur 10 tahun demi perempuan lain, kemudian ibunya sakit keras karena ditinggalkan oleh ayahnya. selang beberapa lama dari situ, ibunya meninggal dunia.

****

Klarasa dan Saras berjalan ke supermarket yang jaraknya hanya 10 meter dari apartemen.

" Ara, gue ke rak Skin Care yaa.. Udah mau abis. " kata Saras, Klarasa hanya melirik Saras sekilas dan mengangguk, lalu memilih camilannya kembali.

Ditengah tengah keasikannya memilih makanan, tiba tiba terdengar sebuah suara.

" beliin camilan apa aja terserah, aku mau beli Pembalut dulu " ucap seorang wanita di samping Klarasa.

" ck! Yaudah sana cepet! " ucap pria di samping wanita itu.

Klarasa menoleh ke arah pria dan wanita itu. ia merasa familiar dengan suara si pria.

Dan.. benar saja ternyata itu adalah bosnya, alias Arkan si dongo. Klarasa langsung pura pura tidak melihat bahkan menggeser tubuhnya dua langkah menjauh dari Arkan.

Arkan yang merasa ada pergerakan di sampingnya menoleh. Ia terkejut mendapati sekretarisnya ada di sini

" Ra? " kata Arkan

Merasa dipanggil, Klarasa menoleh ke arah Arkan. Tetapi Arkan buru buru melihat kembali ke arah rak cemilan di depannya.

" Ya pak? " jawab Klarasa

" Ra? Ratih, halo? Kamu dimana? Udah di rumah? " Arkan menyimpan ponselnya di dekat telinga dan berlagak seperti orang yang sedang menelpon.

Klarasa yang merasa malu dan merasa tertipu mengepalkan tangannya lalu kembali memilih milih camilannya dengan cepat. Sementara Arkan tersenyum kecil, merasa puas telah mengerjai sekretarisnya.

" Ra " panggil Arkan, tapi Klarasa tidak melirik, pura pura tidak mendengar.

" Ra " panggil Arkan lagi, Klarasa masih tidak melirik, dia sibuk memasukan camilan ke dalam keranjang.

" Ra.. Kali ini saya bener bener panggil kamu " ucap Arkan sambil menatap Klarasa.

Akhirnya Mau tak mau Klarasa menoleh.

" iya ada apa pak? "

" Bos! Pak-puk-pak-puk! Saya bukan bapak kamu "

" ehh iya ada apa bos? " ulang Klarasa.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang