42. Triangle Love

312 18 0
                                    

" iya, saya juga kangen sama kamu Ra"

Deg

Klarasa mengerutkan keningnya bingung.

" kok ada yang nyaut? " gumamnya.

Klarasa berbalik.

Kosong.

Tidak ada siapa siapa di belakangnya. Tapi tadi begitu jelas terdengar ada orang yang menyahut. Dan itu.. Suara bosnya.

Bulu kuduk Klarasa berdiri. Kenapa suasana nya jadi horor begini?

Atau tadi itu hanya halusinasinya saja? Saking rindunya ia pada Arkan.

Klarasa kembali menatap danau sambil melempar kerikil kerikil di sekitarnya.

" saking kangennya sama bos, saya jadi ngehalu denger suara bos " ucap Klarasa seraya menghela napas.

" Bos.. Kok aneh ya, dulu saya benci banget sama bos, soalnya bos itu dongo, sombong, datar " ucap Klarasa.

" tapi sekarang.. " Klarasa terkekeh.

" saya malah cinta sama bos.. "

" bener apa kata orang, jangan terlalu membenci seseorang.. Nanti malah jadi cinta "

Klarasa menatap tangannya yang sedikit kotor karena sedari tadi memegang kerikil.

" Saya belum pernah cinta sama seseorang loh bos.. Tapi kok saya malah cinta sama orang dongo kaya bos ya? Ahaha "

Klarasa mengusap usap lengannya untuk menghilangkan rasa dingin yang semakin bertambah seiring berjalannya waktu.

" saya paling anti deket atau suka sama cowo. Bahkan saya belum pernah pacaran"

" tapi kalo liat bos, bukan cuma pengen pacaran.. Tapi saya pengen nikah " Klarasa lagi lagi terkekeh karena ucapannya sendiri.

Ia terus bermonolog tanpa menyadari keberadaan seseorang yang sedari tadi duduk tidak jauh dari tempatnya.

Dan tentu saja mendengar semua perkataan Klarasa.

Orang itu tersenyum simpul saat mendengar rentetan kata yang keluar dari mulut Klarasa. Sudah ia duga.

" Ahh udah larut, cepet banget ya " gumam Klarasa saat ia melihat jam dipergelangan tangannya.

Sudah jam 11 tapi ia tidak berniat beranjak dari tempat itu.

Klarasa sedang dalam posisi nyaman. Ia ingin mencurahkan semua isi hatinya pada danau. Karena danau tidak akan membocorkan apa saja yang ia ucapkan pada orang lain. Terjamin.

" sudah malam Ra, cepat pulang "

Deg

Klarasa melebarkan matanya saat lagi lagi ia mendengar suara Arkan.

" Aahh.. Saya kangen sama bos! Saya ngehalu mulu daritadi! " rengek Klarasa sambil menggerakan kakinya seperti anak kecil yang tidak dibelikan ice cream.

" bos harus tanggung jawab!! " teriak Klarasa.

" saya gak hamilin kamu loh "

" eh? " Klarasa menghentikan aksi merengeknya.

Kali ini ia yakin seratus persen ia tidak sedang berhalusinasi. Itu benar benar suara bosnya. Dan itu nyata.

Mana ada halusinasi bisa membalas perkataannya sendiri.

Klarasa merasa tangannya berkeringat. Ia takut jika itu benar benar bosnya.

Jika benar itu bosnya.. Maka..

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang