14. Ena Ena

714 23 0
                                    

Today is Monday.

Hari minggu selalu berlalu dengan cepat bukan?

Klarasa dan Arkan kembali menjalankan aktivitasnya masing masing.

" selamat pagi tampan " sapa Klarasa saat Arkan melewat di depannya.

" pagi juga burik " jawab Arkan sambil berlalu.

(( Klarasa : GUE GAMAU YA DISAMAIN BURIQ KAYA LO! @Author))

(( Author : SIALAN!! GUE BIKIN BURIQ BENERAN AWAS AJA LO YA!!))

Klarasa mencoba untuk bersabar saja. Sudah biasa.

Klarasa menyibukkan diri dengan laptop sambil sesekali menyeruput kopinya.

" ketemu klien hari ini 4 kali ya? " Klarasa bermonolog.

Ting.

Klarasa menoleh ke arah pintu lift yang terbuka. Dia sedikit terkejut melihat Rani, bunda Arkan keluar dari lift seraya tersenyum kepadanya.

" selamat pagi menantu Bunda.. " Rani menyapa Klarasa. Klarasa hanya tersenyum kikuk. Apakah ia harus berakting lagi sekarang?

Ia tidak tau jika bunda Arkan akan ke kantor pagi ini.

" Arkan nya mana sayang? " tanya Rani.

" itu di ruangannya bun "

" ARKANN!!!! "

Klarasa berjengkit. Ia benar benar terkejut dengan teriakan Rani yang tiba tiba. Suaranya menyaingi suara toa Saras.

Arkan keluar dari ruangannya dengan buru buru disertai wajah panik. Ia menghela napas Saat melihat bundanya sedang terkekeh.

" bunda... Kenapa teriak teriak? " tanya Arkan frustasi.

" gapapa, mau aja " jawabnya lempeng

Sekarang Klarasa tau sifat lempeng Arkan berasal dari bundanya. Ternyata benar, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

" bunda mau apa kesini? " tanya Arkan heran.

" nih bunda bawain makanan buat kalian berdua " ucap Rani sambil memberikan rantang makanan 5 tingkat.

" bunda gak salah itu bawa makanan? " tanya Arkan sambil memperhatikan rantang bawaan bundanya.

" dimakan ya sayang.. " ucap Rani pada Klarasa. Tidak menghiraukan pertanyaan Arkan.

" Bunda itu kebanyakan " protes Arkan kembali

" Kamu pulang suka jam berapa? " tanya Rani pada Klarasa. Lagi lagi tidak menghiraukan perkataan Arkan.

" jam 4 bun " jawab Klarasa.

" Bund- "

" nanti malem main ke rumah bunda ya.. Makan malam bareng " ucap Rani, memotong ucapan Arkan.

" Bun- "

" NGOMONG MULU KAMU!" Rani memberikan pelototannya pada Arkan yang dianggap mengganggu.

Arkan terjengkit. Ia memilih diam, tidak akan lagi berbicara. Tapi di dalam hatinya sudah mencak mencak ingin meledak.

Sementara Klarasa menahan tawanya melihat wajah Arkan yang masam.

" Yaudah Klarasa, bunda pulang dulu.. Dihabisin yaa " pamit Rani.

" iya! Iya! Arkan mah anak tiri! " Arkan mencebik saat bundanya tidak berpamitan padanya.

Rani berbalik menghadap Arkan.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang