4. Koleksi Anime

707 36 0
                                    

Klarasa tiba di kantor, ia siap untuk bekerja di hari kedua. Hari ini ia tidak akan di bimbing oleh Silas, karena Silas meminta izin dikarenakan sedang sakit.

Klarasa merapikan pakaiannya, kemudian duduk di tempatnya menunggu bosnya datang.

Saat melihat Arkan keluar dari lift ia buru buru berdiri dan berdiri tegak untuk menyapa bosnya, mengikuti arahan Silas kemarin.

" Selamat pagi.. Ta-ta.. Tam.. Arrghh! " Klarasa tanpa sadar berteriak frustasi karena sangat sulit baginya untuk mengatakan kata tampan pada bosnya meski hanya untuk formalitas.

Arkan yang melihat sekertarisnya  bicara gagap menghentikan langkahnya di depan Klarasa, kemudian menatapnya dengan pandangan aneh.

" kamu kenapa? Kamu gagu? Kemaren perasaan kamu gak kenapa kenapa deh. Heran saya.. Mau saya anter ke dokter spesialis gagap gak? Ehh gak deh, saya gamau menghabiskan waktu dan uang saya yang berharga cuma buat nganter kamu ke dokter. " Arkan mengatakannya tanpa jeda. Lalu pergi begitu saja.

Klarasa yang melihat bosnya nyeroscos hanya diam. Iyaa.. diam diam kesal, diam diam mengumpat, diam diam menyumpah serapahi bosnya.

Kalo cuma mau pamer pergi aja lo cucu leak! Jauh jauh dari gue!

Ia memilih duduk kembali, lalu mengecek jadwal bosnya hari ini.

Ditengah kesibukannya mengecek jadwal, tiba tiba sambungan interkom menyala lalu terdengar suara Arkan yang menyuruh Klarasa untuk ke ruangannya.

" Bos manggil saya?"  tanya Klarasa saat sudah masuk ke dalam ruangan Arkan.

Arkan memandang Klarasa dengan wajah datar.

" kamu pikir, di kantor ini yang punya nama Klarasa ada berapa? Yang punya nama aneh kaya gitu cuma kamu, Kla-rasa.. rasa.. Hmm.. Hidup kamu emang punya berapa rasa? Sampai ada kata 'rasa' " tanya Arkan sambil mengusap usap dagunya.

Klarasa mengetuk ngetuk dahinya pura pura berpikir.

" hmm.. hidup saya itu aneka rasa bos,  gak kaya bos yang cuma punya satu rasa, itu juga rasanya kaya air tawar, hambar. " jawab Klarasa dengan datar.

" kamu ngehina saya? " tanya Arkan sambil menunjuk wajahnya dengan ekspresi polos.

Klarasa jadi merasa dejavu, Arkan juga menunjuk wajahnya dengan ekspresi polos disaat pertemuan mereka yang pertama kali, saar bosnya dikejar kejar oleh tante girang.

" gak, saya gak ngatain bos, saya cuma menyebutkan kenyataan tentang bos. "

" ohh.. Tapi tadi itu seperti kalimat hinaan " ujar Arkan

Terserah lo. Terserah lo.

" jadi.. Bos manggil saya kesini ada keperluan apa? " tanya Klarasa mengalihkan topik.

" ohh iya.. Tadi saya manggil kamu kesini mau apa ya? Saya lupa.. Hehe.. " Arkan nyengir lalu menggaruk pelipisnya.

Lah si bangsat..

" udah pergi sana! Saya lupa mau ngomong apa! Kamu sih.. Ngajak ngobrol terus! Jadi saya lupa kan mau apa tadi " Arkan mendelik ke arah Klarasa.

Perasaan tadi yang ngomong mulu elu deh.. ELU. sat. sat. Bangs- Ya ampuun harus sabar..

" Yaudah bos, kalo gitu saya permisi " Klarasa berjalan ke arah pintu.

" eh sebentar! Saya inget! " Arkan menghentikan Klarasa yang hendak memutar knop pintu.

Klarasa berbalik dan menunggu bosnya berbicara lagi.

" iyaa saya inget! " Arkan mengacungkan telunjuknya

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang