" Klarasa?" Arkan memanggil Klarasa yang hendak memasuki lift.
Klarasa berbalik dan mendapati Arkan yang berjalan menuju dirinya.
" Iya bos? " Klarasa dapat melihat pria itu tampak sedikit frustasi, mungkin ada hubungannya dengan wanita tadi.
" Arkan!! Gak bisa gini!! Arkan!! "
tiba tiba perempuan berambut sebahu itu keluar dari ruangan Arkan dan berlari menghampiri Arkan yang nampak tegang.
Wanita itu memegang tangan kanan Arkan sambil menangis.
" Arkan, kamu masih cinta aku kan? Aku tau! Kamu ga bisa bohongin diri sendiri! " wanita itu mendongak menatap Arkan dengan wajah memelas. Sementara Arkan membuang wajah, seperti tidak sudi untuk sekedar menatap balik wanita itu.
Klarasa yang merasa canggung berada di antara kedua orang itu berbalik hendak melanjutkan jalannya menuju lift. Tapi lagi lagi Arkan menahannya.
Arkan memegang lengan kiri Klarasa. Klarasa berbalik menatap Arkan dengan pandangan heran. Sementara pandangan Arkan tertuju pada wanita yang masih memegang tangannya.
" Tidak Lita, Aku. Benci. Kamu. Sekarang pergi. " Arkan berkata dengan nada dingin dan penuh penekanan yang menyimpan sejuta kebencian. Klarasa belum pernah melihat bosnya seperti ini.
Wanita yang diketahui bernama Lita itu melihat ke arah tangan Klarasa yang ditahan oleh Arkan lalu beralih melihat wajah Klarasa.
Klarasa yang merasa diperhatikan buru buru mengalihkan pandangan merasa tidak enak.
" siapa dia Arkan? " Lita bertanya dengan nada rendah, tangisannya sudah mulai mereda.
" bukan urusanmu. Silakan pergi. " Arkan menarik Klarasa ke sampingnya, membuka akses jalan untuk Lita.
Lita mengusap air matanya dengan kasar lalu menatap Klarasa dengan sinis, setelah itu ia memilih pergi.
Klarasa mendengar helaan nafas berat dari Arkan. Ia melihat ke arah lengannya yang masih dipegang oleh Arkan. Arkan yang tersadar dengan apa yang dipegangnya buru buru melepas lengan Klarasa.
" Ah.. Maaf.. " Arkan mengusap tengkuknya.
Suasana di antara keduanya mendadak canggung.
" Ah.. Haha.. Ha.. Gapapa kok " Klarasa tertawa garing sambil mengusap salah satu lengannya. Suasananya sangat awkward.
" kalo begitu, saya.. Saya.. Pamit pulang bos " Klarasa membungkuk sedikit lalu memasuki lift.
Arkan masih terdiam di tempatnya sambil melihat ke arah lift yang tertutup. Arkan mengusap wajahnya kasar lalu menghela nafas berat, setelah itu ia beranjak pulang.
♡ ♡ ♡ ♡
Keesokan paginya.
Arkan terbangun dari tidurnya, ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.
Ia melihat sebentar ke sekeliling kamarnya, lalu beranjak menuju kamar mandi hendak membersihkan diri.
Tapi baru saja dua langkah dari ranjang, ia merasa kepalanya sangat berat, penglihatannya kabur. Arkan terduduk di lantai dengan memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit.
Dengan susah payah ia meraih ponselnya di atas nakas. Dengan gerakan lambat Arkan membuka kontak lalu mencari satu satunya nama yang berada di pikirannya sekarang.
Setelah menemukan kontak orang tersebut ia segera mendial nomornya.
" saya.. butuh.. kamu.. " Arkan mengatakan itu saat telepon sudah tersambung, tapi sebelum orang di seberang menjawab, Arkan sudah tidak sadarkan diri terlebih dahulu dengan telepon yang masih menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss!!
RandomBELUM FULL REVISI! HARAP MAKLUM BANYAK PART YANG MASIH KACAU DALAM PENULISAN! Klarasa, seorang gadis cantik yang belum mendapat pekerjaan setelah dua tahun lulus kuliah akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang sekretaris di suatu perusahaan. ...