43. Egois

289 18 0
                                    

" jadi itu istrinya Arkan?" tanya Rhea.

Alex mengangguk.

" gimana? " tanya Alex balik seraya melirik sekilas ke arah Rhea.

" lumayan lah "

" tapi.. Mending Klarasa deh " lanjut Rhea.

" hmm emang " jawab Alex.

Rhea sudah tau tentang kisah cinta segitiga antara Alex, Klarasa, dan Arkan.

Alex bercerita banyak tadi.

Walaupun ia harus merasa sakit hati disaat pria yang dicintainya menceritakan wanita lain kepadanya.

Rhea melirik Alex yang sedang fokus menyetir.

Pria di sampingnya ini terlihat berkali kali lipat lebih tampan saat sedang fokus terhadap sesuatu.

Ingin rasanya Rhea memeluk pria yang dicintainya ini untuk sekali saja.

Ia belum pernah memeluk ataupun dipeluk oleh Alex.

Alex selalu menghindarinya.

Baru sekarang sekarang Alex mau menemaninya ke sana ke mari.

Apa mungkin karena Alex ingin move on dari Klarasa? Jadi Alex menjadikan ia sebagai pelampiasan.

Rhea menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Tidak mungkin Alex sejahat itu. Alex bukan pria yang akan menjadikan orang sebagai pelampiasan karena sesuatu.

Ia sudah mengenal Alex sejak lama.

" kenapa Rhe? " tanya Alex.

Rhea mengangkat kedua alisnya.

" ahh hahaha gak apa apa "

Alex tersenyum kemudian tangan kirinya bergerak mengusap puncak kepala Rhea.

Rhea dengan cepat menurunkan tangan Alex dari kepalanya.

" jangan gitu Lex.. Rhea orangnya baperan kalo sama Alex, digituin aja baper " ucap Rhea dengan wajah bersemu.

Alex melirik Rhea sekilas kemudian tertawa.

" gapapa kok baper juga, aku bakal tanggung jawab "

" eh? "

♡ ♡ ♡ ♡

Klarasa menatap pria di depannya dengan jengkel.

Kenapa pria itu dengan santainya berguling guling di ranjang miliknya.

Tidak tau apa dirinya ini sudah tidak sabar ingin bermanja manja ria dengan kasurnya.

" Bos! Pulang!! Saya mau tidur!"

Arkan tersenyum jahil.

"sini.. Tidur di sini.. Saya peluk "

Arkan menepuk nepuk sisi ranjang yang kosong.

" GAK! DASAR MESUM! "

Klarasa mengambil selimut dan bantal yang sedang ditiduri oleh Arkan dengan kasar, kemudian keluar dari kamar dengan tidak santai.

BRAK!

Arkan yang melihat kepergian Klarasa terkekeh geli.

Ia mengambil guling di dekatnya kemudian memeluknya, membayangkan jika itu adalah Klarasa.

" Kenapa sih Ra.. Di luar sana banyak yang mau dipeluk sama saya kaya gini, tapi kamu malah nolak mentah mentah " gumam Arkan seraya memeluk gulingnya dengan erat.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang