11. Nganu

636 26 0
                                    

Arkan berjalan ke arah Klarasa yang sedang fokus dengan komputer di hadapannya.

" H-hei! " panggil Arkan yang membuat Klarasa mendongak.

" ya? Ada perlu apa bos? "

" ka..kamu..mau bantuin saya gak? " tanya Arkan.

" saya tambah gaji deh! Saya bonusin gaji kamu! Iya! " lanjut Arkan.

" kalo kamu gak mau... "

" harus mau pokoknya " lanjut Arkan lagi, tidak memberi kesempatan pada Klarasa yang ingin berbicara.

" atau kalo ka- "

" Bos!! " Klarasa memotong ucapan bosnya.

Arkan terhenyak, ia memandang Klarasa tapi pikirannnya menerawang.

Aduh mati aku, si Klarasa gamau pasti ini.. Aku banyak omong gak sih tadi? Ya ampuunn gimana ini? Mana karyawan selain Klarasa sama Nina gak ada yang montok lagi-  batin Arkan

" bos?" Klarasa memegang pundak bosnya membuat Arkan tersadar dari pikirannya.

" eh? Apa? Kok kamu pegang pegang? " Arkan menyingkirkan tangan Klarasa dari pundaknya.

Klarasa menatap Arkan dengan tatapan dingin dan datar.

" bos kenapa? Terus bos mau minta bantuan apa sama saya? Ngomong yang jelas dong "

" O-oh itu.. Itu.. Nganu.. " ucap Arkan kikuk

" nganu? " Klarasa membeo, pikirannya sudah memikirkan yang tidak tidak. Ucapan bosnya sangat ambigu.

NGANU?!

SI BOS MINTA BANTUAN GUE BUAT NGANU SAMA DIA?!

WAH SIALAN NIH ANTEK ANTEK DAJJAL!

" BOS! Saya gak terima ya bos giniin! Emang bos pikir saya wanita gampangan yang bisa bos minta nganu dengan gampangnya?!!! " napas Klarasa terengah engah menahan emosi

" bu-bukan begitu Klarasa " Arkan berusaha memegang bahu Klarasa tapi selalu Klarasa tepis.

" Saya itu memang miskin! Tapi BUKAN berarti saya bisa diminta nganu sembarangan!! " Klarasa menatap Arkan dengan nyalang.

" Klar- "

" Cukup bos!! " Klarasa mengangkat tangannya di depan wajah Arkan.

" Saya mau pul- "

" KLARASA! " Arkan menghentikan ucapan Klarasa

" tolong dengarkan saya dulu! Maksud saya itu tolong bantu saya untuk jadi pacar pura pura saya! "

" pa-pacar pura pura? "

" iya! Kamu mau kan? "

Klarasa tidak menjawab.

" mau kan? Mau dong! Secara saya ini tampan.. Bukan produk gagal " ucap Arkan lagi.

Klarasa masih diam.

" Klarasa? " Arkan mencolok mata Klarasa yang sedari tadi tidak berkedip.

" ADUH YA AMPUN! GAUSAH COLOK MATA BISA KAN? " Klarasa tersadar. Matanya terasa perih. Ia tidak habis pikir dengan bosnya, kenapa senang sekali mencolok matanya.

" gimana? mau? Saya tambah gaji kamu! " tawar Arkan kembali tanpa merasa dosa karena telah mencolok mata Klarasa.

" iya iya! Bodo ahh" Klarasa menjawab dengan acuh, tidak memikirkan jawabannya sama sekali.

Arkan yang mendengar jawaban Klarasa berbinar. Dengan refleks ia memegang kedua tangan Klarasa.

" Terima kasih banyak! Nanti hari minggu jam setengah tujuh saya jemput kamu ke apartemen! Dandan yang cantik ya!! " Arkan tersenyum lebar

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang