23. First Day In Japan

364 20 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 6 jam 55 menit, akhirnya mereka sampai di Bandara Haneda kuko, Tokyo.

Mata Arkan berbinar dan bibirnya tersenyum lebar saat menapaki Negara Sakura tersebut.

" Ra.. " panggil Arkan dengan pandangan yang fokus pada sekitar.

" hmm? " jawab Klarasa yang juga sedang memperhatikan sekitarnya.

" lihat, banyak pasangan suami istri ya? " ucap Arkan.

" iya "

" kita pura pura jadi suami ist- "

" ogah " tolak Klarasa cepat, sebelum Arkan menyelesaikan kalimatnya.

" saya belum selesai ngomong padahal, tapi kamu udah tau aja maksud saya.. Mungkin kita jodoh " ucap Arkan nyengir.

" males " ujar Klarasa sambil berjalan meninggalkan Arkan.

" tunggu dong hey! " Arkan berusaha mengejar Klarasa dengan menyeret tiga koper besar miliknya.

" Ra! Bawain satu dong! Ra!! " teriak Arkan.

" Gak! Thanks " Klarasa terus berjalan tanpa menghiraukan Arkan yang terus berteriak memanggil namanya.

Klarasa tiba tiba menghentikan jalannya. Lalu menengok ke belakang melihat Arkan yang mulai ngos ngosan menyeret 3 koper miliknya.

" Bos.. " panggil Klarasa

" Mas!! "

" Mas.. " ulang Klarasa

" apa?! " tanya Arkan ketus.

" saya baru nyadar.. Kan cabang perusahaan mas itu di Osaka, kok ini Tokyo sih? " tanya Klarasa.

Arkan gelagapan mendengar pertanyaan Klarasa. Kemudian ia berdehem untuk menetralkan wajahnya.

" K-kan kita seminggu disini.. " ucap Arkan.

" nah.. Jadi.. 3 hari pertama kita ganti jadi liburan dulu, 3 hari terakhir baru kita kerja.. Hehe.. " lanjut Arkan sambil tersenyum menampakan deretan giginya.

Klarasa yang mendengar jawaban Arkan menganga lebar.

Apa katanya tadi? Kerja jadi 3 hari terakhir? OHH HELAAWW!! KESINI KAN NIATNYA MAU KERJA PAK ARKAN YANG TERHORMAT!

" Ta- "

" udah, gausah protes.. Gausah marah.. Ikutin aja saya, saya kan bosnya.. Ya? Oke?"

Klarasa mendengus kesal sambil menghentakan kakinya. Setelah itu, ia. berjalan kembali meninggalkan Arkan yang susah payah menyeret kopernya.

♡ ♡ ♡ ♡

" kamar saya no. berapa? " tanya Arkan.

" no. 453 tuh " tunjuk Klarasa.

" kalo kamu? " tanya Arkan lagi.

" kamar saya di depan kamar mas " jawab Klarasa.

" kok gak sekamar? " tanya Arkan polos.

Klarasa hanya memandang Arkan datar. Setelah itu ia masuk ke kamarnya.

" Ra! Bentar dong Ra!!! " Arkan memegang tangan Klarasa yang hendak masuk ke kamarnya.

" apa? "

Arkan nyengir lalu menunjuk ketiga kopernya.

" bantu "

Klarasa memutar bola matanya jengah. Mau tak mau ia harus membantu Bosnya memasukan koper koper itu ke kamar. Lama lama Klarasa jadi merasa kasihan juga.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang