32. Pernikahan Yang Dibenci

360 16 3
                                    

Arkan beberapa kali menghela napas kasar saat ia menatap pantulan dirinya di cermin.

Benarkah ini?

Ia akan menikah sekarang. Dengan orang yang menjebaknya.

Ahh Arkan benar benar benci.

Pernikahan impiannya, menikah bersama Klarasa dengan pesta yang sangat megah harus terkubur begitu saja.

Walaupun Arkan pria, ia punya pernikahan impian.

Arkan menatap penampilannya sekali lagi. Jas silver yang melekat indah di tubuh atletisnya membuat ia terlihat tampan dan menawan. Tapi itu tak membuatnya senang sama sekali.

Ia benar benar gusar.

Setengah jam lagi.

Setengah jam lagi ia akan melangsungkan pernikahan bersama Verin.

Arkan sempat mempunyai ide gila untuk kabur saat pernikahan akan dilangsungkan. Tapi, ia berpikir sekali lagi.. Jika ia melakukan itu, maka orang tua yang dicintainya harus menanggung malu karena ulahnya.

Rahang Arkan mengeras dan tangannya terkepal kuat.

Tidak ada pilihan lagi, ia harus menjalankan pernikahan ini.

Tapi.. Ia berjanji, setelah membuktikan bahwa Verin tidak hamil dan hanya menjebaknya, ia akan langsung menceraikannya dan melangsungkan pernikahan impiannya.

Bersama Klarasa..

♡ ♡ ♡ ♡

Ting tong

Klarasa mengalihkan perhatiannya dari sejumlah make up di hadapannya ke arah pintu.

Lama ia hanya menatap pintu tanpa berniat membukanya. Klarasa melamun.

Ting tong. Ting tong. Ting tong.

Suara bel yang dipencet dengan tidak sabaran membuat Klarasa tersadar dari lamunannya.

" ya ampuun.. "

Dengan segera ia berlari dan membukakan pintu.

Ceklek

" ohh Alex, aku kira siapa.. " Klarasa tersenyum tipis.

" hehe maaf.. "

" ehh ayo masuk " Klarasa mempersilakan Alex masuk dan mengambilkannya minum.

" tunggu sebentar ya, aku belum selesai make up.. Gak bakal lama kok, 5 menit " ucap Klarasa.

" mm.. Biasanya kalo cewe make up, 5 menit itu.. Bisa aku pake buat naek haji " ucap Alex polos.

" eh e-enggak kok.. Ini beneran cuma 5 menit, malahan kurang.. Cuma lipstik doang "

" ohh oke "

Klarasa segera kembali ke kamarnya dan mengoles bibirnya dengan sedikit lipstik. Kemudian sentuhan terakhir, ia menyemprotkan sedikit parfume ke tubuhnya. Selesai. Tidak lama kan?

Setelah selesai, Klarasa mengambil slinbagnya di kasur kemudian menghampiri Alex di ruang tamu.

" ayo kita berangkat " ajak Klarasa.

Alex berdiri, kemudian memperhatikan Klarasa dari atas sampai bawah.

" cantik " ucap Alex seraya tersenyum manis.

" eh.. Em ma-makasih " Klarasa tersenyum kikuk.

" Ayo " Alex mengulurkan tangannya ke hadapan Klarasa.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang