Klarasa berusaha mati matian menghindari bosnya selama di kantor. Ia masih tidak ingin berbicara pada bosnya itu.
Ia benar benar menjaga jarak. Apabila ada keperluan dengan bosnya, Klarasa akan meminta bantuan pada karyawan lain supaya menyampaikan keperluannya. Kemudian, saat pergi ke ruang meeting, jika biasanya mereka berdua berjalan secara beriringan, maka hari ini Klarasa akan memilih berada tiga langkah di belakang Arkan.
Intinya ia benar benar menghindar.
" nak "
Klarasa mendongak kala suara yang sangat familiar menyapanya.
" bunda? "
" eh selamat siang nyonya! " Klarasa buru buru berdiri.
Ia harus ingat, bahwa orang di depannya ini sekarang hanya orang tua dari atasannya, bukan calon mertuanya, walau dulu hanya pura pura.
Rani tersenyum sedih.
" gausah formal gitu, tetep anggap bunda sebagai orang tua kamu ya? " pinta Rani seraya mengusap surai hitam milik Klarasa.
" tapi nyony- "
" Sstt! Bunda! Bukan nyonya! " Rani menggelengkan kepalanya.
" i-iya bun " ucap Klarasa pasrah.
" emm bunda ada keperluan sama bos? " tanya Klarasa.
" ehh maksudnya Pak Arkan "
" iya, bunda ada keperluan sama dia.. Bunda ke sana dulu ya " pamit Rani.
Klarasa mengangguk.
****
Tok tok tok!
Arkan menghentikan kegiatannya di depan laptop. Ia membenarkan posisi kacamatanya kemudian beralih menatap pintu.
" masuk! " serunya.
Ceklek
" bunda? Sama siapa ke sini? " tanya Arkan saat melihat orang yang mengetuk pintu ruangannya ternyata adalah cinta pertamanya.
" sendiri " jawab Rani.
" udah Arkan bilang kan? Jangan suka pergi pergi sendiri, kan ada pak Agung "
" berisik! Bunda udah gede! "
" ya ampun " Arkan mengelus dadanya.
" oh iya, bunda ada perlu apa sampe datang ke kantor Arkan? "
Rani tidak menjawab pertanyaan Arkan, ia memilih duduk di sofa terlebih dahulu.
" bun? "
" SEBENTAR DONG! bunda duduk dulu nih! "
Arkan terpelonjak mendengar bentakan dari sang bunda.
" ya biasa aja kali bun " ujar Arkan seraya mengusap tengkuknya.
Bundanya ini selalu tidak santai jika berbicara berdua dengannya.
" jadi.. Ada apa bun? " tanya Arkan lagi saat bundanya sudah duduk manis di sofa.
" cerewet banget sih! Kasih dulu bunda minum kek! Apa kek! "
" Ya ka- "
" apa?! Cepet kasih bunda minum dulu! Nanya terus! " sela Rani.
Arkan terus menerus mengelus dadanya supaya tidak terbawa emosi.
Ia harus ingat, orang yang berada di depannya ini adalah bundanya.
Arkan menyambungkan sambungan interkom pada Klarasa.
" i-iya, ada perlu apa.. Bos? "
" bawakan segelas teh matcha ke ruangan saya! " jawab Arkan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss!!
RandomBELUM FULL REVISI! HARAP MAKLUM BANYAK PART YANG MASIH KACAU DALAM PENULISAN! Klarasa, seorang gadis cantik yang belum mendapat pekerjaan setelah dua tahun lulus kuliah akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai seorang sekretaris di suatu perusahaan. ...