20. Goodboy Atau Dongo Boy?

424 24 0
                                    

" AYAH!!"  seorang anak perempuan berumur 11 tahun memanggil ayahnya yang hendak memasuki mobil.

Seorang pria paruh baya yang merasa dipanggil itu berbalik menatap anaknya yang juga sedang menatapnya dengan mata memohon.

" AYAH! IBU SAKIT YAH! " ucap Anak itu seraya menangis dan terbatuk batuk.

Pria paruh baya itu hanya memandang anaknya datar.

" ibu sakit yah.. Hiks" ucap anak itu lagi sambil menghapus air matanya.

" nanti juga sembuh, gausah lebay " ucap ayahnya dengan acuh, lalu berbalik dan menaiki mobilnya.

Kekasihnya yang meminta dijemput di bandara jauh lebih penting baginya daripada anak dan istrinya yang lebay mengatakan dirinya sedang sakit.

" AYAH!!!! "

Klarasa terbangun dari tidurnya dengan napas yang tidak teratur.

Lagi lagi ia harus memimpikan masa lalunya. Ia berusaha untuk menahan air matanya supaya tidak keluar. Ia benar benar lelah jika harus menangis setiap malam.

Klarasa kembali merebahkan tubuhnya. Pikirannya teringat pada mendiang ibunya yang meninggal 3 tahun lalu karena sakit keras.

" orang itu.. " gumam Klarasa.

Rasa bencinya meletup letup ketika membayangkan wajah ayahnya saat meninggalkan ia dan ibunya di rumah.

Klarasa menggelengkan kepelanya untuk mengusir wajah yang dibencinya itu dari pikirannya. Ia memilih untuk tidur kembali. Esok hari ia harus bekerja.

♡ ♡ ♡ ♡

" Ra! " Arkan memanggil Klarasa yang sedang fokus pada laptopnya.

Klarasa mendongak.

" ya bos? "

" saya mau bicara " ujar Arkan.

" sekarang? " tanya Klarasa.

" nanti, setelah kita menikah " ucap Arkan datar.

" ohh yaudah nanti aja " ucap Klarasa kembali fokus pada laptopnya.

" Ya sekarang dong! Gimana sih "

" nanti aja waktu makan siang. Sekarang ada jadwal meeting " ucap Klarasa.

" ohh oke "

****

Setelah meeting selesai, Arkan dengan segera membawa Klarasa keluar dari ruang meeting untuk membicarakan sesuatu dan makan siang bersama.

" Ciee.. Calon istrinya ditarik tarik.. Takut diculik orang ya? "

Arkan dan Klarasa menoleh ke sumber suara secara bersamaan.

" kenapa? Kamu sirik? Dasar bujang lapuk" kata Arkan.

" galak bener sih pak bos " ucap Roki nyengir.

" Pergi sana! " usir Arkan.

" lah? Kan saya emang disini! Bos yang pergi dong harusnya "

" ohh iya! Maaf saya lupa! "

" Ayo Ra! " Arkan melanjutkan langkahnya dengan tangannya yang masih setia menggenggam tangan Klarasa.

****

Keduanya sudah duduk di sebuah kafe dekat kantor.

" kamu mau pesan apa? " tanya Arkan sambil menyodorkan buku menu ke hadapan Klarasa.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang