9. Nanny Dadakan

538 30 0
                                    

Arkan dan Klarasa sampai di depan gerbang rumah bernuansa eropa. Klarasa sampai takjub melihat kemegahan dan keindahan rumah ini.

Klarasa lebih takjub lagi saat ia dan Arkan sudah berada di dalam rumah tersebut.

" bos, saya kalo mau beli rumah kaya gini harus jual ginjal apa jantung dulu sih? " tanya Klarasa sambil memperhatikan seisi rumah.

Arkan yang mendengar pertanyaan Klarasa memperhatikan Klarasa dari ujung rambut sampai ujung kaki.

" kamu jual diri kamu juga gak bakal kebeli, buluk sih " jawab Arkan tanpa merasa dosa.

" sialan lo " Klarasa mengatakan itu dengan sangat pelan.

" saya denger kamu ngomong apa! "

Tiba tiba datang wanita cantik berumur 33-an dan anak perempuan berusia 6 tahun menghampiri mereka.

" Arkan udah lama? " tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

" banget " jawab Arkan jutek. Klarasa melirik ke arah Arkan dengan tatapan heran.

" maaf yaa, Senka rewel tadi. "

" yaudah cepet, kita telat nih " ucap Arkan sambil melihat arlojinya.

" Senka, sama om Arkan dulu ya. Nanti okasan beliin boneka beruang yang banyak ya " bujuk wanita itu yang merupakan ibu dari Senka.

(okasan=ibu dalam bahasa Jepang)

Anak yang bernama Senka itu malah menggeleng sambil bersembunyi ke belakang tubuh ibunya.

" Senka... Harus nurut hayo, kan anak baik " bujuk ibunya lagi sambil mengusap puncak kepala Senka.

Senka malah mempererat pegangannya di baju sang ibu sambil melihat ke arah Arkan dan Klarasa dengan takut.

Klarasa mulai berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Senka.

" Senka, main sama kakak yu.. Nanti kita beli permen sama ice cream " bujuk Klarasa.

" sinii.. Kita main, sama kakak sama om Arkan " bujuk Klarasa lagi sambil mengulurkan tangannya.

Senka perlahan menerima uluran tangan Klarasa. Ia masih menatap Klarasa dengan takut.

" sinii gausah takut " Klarasa menarik Senka agar lebih mendekat padanya.

Senka menatap ibunya seakan meminta persetujuan. Dengan tersenyum lebar ibu Senka mengangguk.

Arkan yang sedari tadi memperhatikan Klarasa mengulas senyum manis.

" yaudah ka, kita pamit dulu. Udah telat kerja " pamit Arkan pada kakaknya.

" iya.. Maaf ya kakak ngerepotin, cuma sekali ini aja kok." kata ibu Senka sambil menatap Arkan dan Klarasa bergantian.

" iya iya.. Udah kita pergi dulu " Arkan berjalan menuju pintu yang diikuti oleh Klarasa dan Senka.

♡ ♡ ♡ ♡

Senka dan Klarasa sudah mulai dekat dan akrab. Suasana dalam mobil dipenuhi dengan ocehan ocehan Senka yang menceritakan teman temannya di sekolah.

Senka ternyata tidak seperti yang Klarasa pikirkan. Senka anak yang cukup cerewet dan menggemaskan.

" rudi suka ngejekin senka di sekolah ka, rudi bilang kalo senka itu mirip hantu soalnya kulit Senka putih " adu Senka.

Fakta lain tentang Senka adalah Senka ternyata keturunan indo-jepang. Ibunya orang Indonesia sementara ayahnya berasal dari Jepang. Senka mewarisi kulit putih dari ayahnya dan rambut hitam panjang dari ibunya.

Boss!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang