Seorang wanita sanggup menyembunyikan rasa cintanya bertahun-tahun. Tapi, seorang wanita tidak mampu menyembunyikan rasa cemburunya meski hanya sesaat.
Begitulah foto yang aku unggah setelah senja berganti petang. Foto itu iseng aku ambil saat langit masih cerah. Entah mengapa aku mengetik tulisan itu dan mengunggahnya ke media sosial ku.
ReynittaRizky "Begitu juga wanita mampu memaafkan kesalahan , tapi tak mampu untuk melupakan apa yang membuat hatinya terluka."
Lianaputt22 "Aku lebih baik tenggelam dalam kubangan lumpur daripada harus terbakar oleh perasaanku sendiri ketika melihat kau tertawa lepas bukan denganku."
Imeymoona "Lu kenapa?"
Rangga_putra "cie yang lagi cemburu, wahaha."
Rosi_Loraine "Diam kalian semua!"
.
.
.Setiap malam jumat, aku selalu melakukan live story di instagram. Biasanya menjawab beberapa pertanyaan dari pembaca yang memang mengikuti jejak ku di media sosial, atau hanya sekedar iseng saja.
Laptop sudah menyala, aku pun sudah masuk ke dalam akun milikku. Mempersiapkan beberapa hal. Dari minuman, camilan serta beberapa novel yang kemarin sudah ku baca. Biasanya aku juga akan me-review novel bagus yang bisa aku rekomendasikan pada pembaca.
Layar sudah siap merekam dan live streaming pun sudah dimulai. Aku menyapa semua penonton yang memang belum begitu banyak, tapi perlahan makin bertambah. Bahkan Mey, Indi, dan Nita juga ada dalam salah satu penontonnya.
"Bagus banget sih, buku ini. Aku aja selesai bacanya cuma dua hari. Eum, satu setengah hari deh. Kalian patut coba."
Saat aku sedang me-review sebuah buku, tiba-tiba ada penonton yang memberikan komentar, dan membuat jantungku berdesir.
"Kak, itu siapa di belakang?"
Sontak aku langsung menoleh, karena merasa seorang diri di sini. Tapi tidak aku temukan siapa pun di belakang.
"Ada siapa memangnya?" tanyaku pada layar. "Kalian jangan ngerjain, ya."
"Kak, beneran, ada bayangan tadi!"
Bulu kudukku meremang, aku lantas beranjak tanpa menghentikan video ini. Tetapi tatapanku masih sering ku alihkan ke layar. Semua lampu aku biarkan menyala, lagipula ruangan apartemen ku tidak luas. Aku sedang duduk di ruang santai dekat jendela.
"Ros, beneran! Itu ada orang di jendela!" kata Indi. Ikut berkomentar. Aku yang belum jauh dari depan laptop masih bisa melihat komentar dari mereka. Layar ku arahkan ke jendela, setidaknya jika memang ada sesuatu, mereka seharusnya bisa melihatnya. Korden yang sengaja belum aku tutup, memang mampu memperlihatkan pemandangan di luar. Bintang nampak cukup banyak malam ini, jadi aku sengaja tidak menutup korden. Kaca jendela aku geser, sehingga udara dari luar merangsek masuk dengan cepat. Hembusan angin terasa menerpa wajahku. Kepala aku keluarkan sedikit dari jendela, memperhatikan bagian bawah yang sebenarnya tidak ada pijakan apa pun, sehingga tidak memungkinkan ada orang berkeliaran di luar sana. Aku lantas menoleh ke kanan dan kiri, di sudut kiri tempatku berdiri, sosok berjubah hitam muncul. Dia melayang di udara dengan trisula di tangan kanannya. Tubuhku kaku, bahkan saat sosok itu masih berada jauh dariku. Dia terlihat sedang mencari sesuatu. Setiap jendela dia perhatikan dengan seksama. Tiap ruangan di lantai tiga ini terus ia periksa. Siapa atau apa yang sedang dia cari? Tubuhku bergetar, aku ketakutan. Dengan segenap kekuatan yang masih tersisa, aku berusaha bergerak mundur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror : Death Note
HororInestia Rossi Sagala, mulai bisa melihat makhluk tak kasat mata sejak kecelakaan setahun lalu. Tak hanya itu, dia juga bisa mencium aura kematian seseorang. Dalam cermin, para hantu tidak akan bisa memanipulasi nya, karena bagi Ines, cermin tidak ak...