32. Siapa, kah, Lee?

110 26 5
                                    

Aku terus berjalan mencari dua orang yang sejak tadi mengusik pikiranku. Jika memang perkiraan ku benar, maka Sung Chul akan menjadi target berikutnya, dan pelaku itu kemungkinan besar sang cleaning service tadi. Ruangan demi ruangan aku telusuri, tapi dua orang itu tidak juga terlihat sejauh ini. Sampai akhirnya, aku mendengar orang berbincang di dalam bilik toilet. Aku mengintip dari lubang kunci, lalu tak lama terbelalak. Sang Chul ada di dalam, sekaligus cleaning service tadi.

Tulisan di depan pintu, membuatku tidak bisa masuk begitu saja. Karena ini adalah toilet pria. Aku mondar mandir di depan pintu sambil terus berpikir bagaimana caranya masuk.

Bahuku ditepuk seseorang, "Lee?!" pekikku.

"Kamu sedang apa di sini? Mencari toilet? Di sana toilet wanita," tunjuk Lee ke ujung lorong.

"Eum, bukan. Tolong ... Ah, gimana cara gue jelasinnya! Itu di dalam ... Ada," tunjuk ku ke toilet di depan kami dengan bahasa campuran. Korea dan Indonesia. Aku bingung bagaimana menjelaskan semua ini, karena semua hanya praduga tanpa ada bukti nyata.

"Memangnya ada apa sih di dalam? Oke, biar gue cek," sahut Lee dengan fasih berbahasa Indonesia. Aku pun dibuat melongo tidak percaya.

Perlahan Lee membuka pintu, tapi tidak ada siapa pun di dalam. Dia menoleh padaku untuk menunjukkan keadaan di dalam.

"Kok nggak ada! Sang Chul! Dalam bahaya, Lee. Cleaning service itu ... Dia ...."

Dahi Lee berkerut, dia lantas masuk dengan tergesa-gesa, mencari tiap bilik toilet di dalam. Satu bilik ternyata kosong, dia bergeser ke bilik selanjutnya. "Hei! Apa yang kau lakukan!" kata Lee kembali memakai bahasa Korea. Dari jauh, aku melihat dia sedang melakukan perlawanan. Seseorang dari toilet keluar, dan berlari. Menabrak ku yang memang ada di depan pintu. Aku lantas ikut masuk, guna memastikan apa yang terjadi.

"Ines! Panggil pertolongan!" kata Lee sambil memangku seseorang yang sedang sekarat. Sang Chul. Di sampingnya ada sebuah suntikan yang sudah dipakai setengahnya. Aku pun keluar dan berteriak meminta pertolongan.

Ambulance dan mobil polisi datang. Sang Chul segera dibawa ke rumah sakit, kami berdua diperiksa polisi untuk ditanyai perihal insiden ini.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Lee, tetap memakai bahasa Korea. Aku yang sedang minum teh karena terkejut, hanya dapat mengangguk.

"Bagaimana dengan Sang Chul? Apakah dia baik-baik saja?"

"Dia mendapatkan suntikan sodium petothal dan succinylcholine, biasanya dia akan perlahan mati lemas, karena kelumpuhan otot pernafasan, untungnya hanya setengah dosis yang dipakai. Semoga dia baik-baik saja," jelas Lee.

Kami berdua duduk di ruangan kosong, setelah diperiksa polisi. Cleaning service itu masuk ke dalam daftar buronan, akibat percobaan pembunuhan, dan kemungkinan tersangka pembunuhan untuk kasus lain.

"Lee ... Kamu bisa bahasa Indonesia?" tanyaku penasaran. Dia melirik, lantas tertawa kencang.

"Yah, begitulah. Aku pernah ke Indonesia sebelumnya. Eum, berapa lama, ya. Kurang lebih dua tahun," jelas Lee.

"Wah, liburan atau pekerjaan?"

"Pekerjaan. Jadi aku coba belajar bahasa Indonesia sedikit demi sedikit. Saat tau ada orang Indonesia yang bekerja di sini, aku penasaran, ingin berkenalan," katanya sedikit menggoda.

Aku hanya tersenyum menanggapinya. "Eh, Ines, bagaimana kamu tau tentang Sang Chul? Aku pikir, toilet tadi sangat jauh dari ruangan mu? Kamu sengaja mengikutinya? Sebentar ... Tentang kejadian di lift tadi ...." Lee tidak meneruskan kalimatnya. Seolah ingin aku melanjutkan sebagai penjelasan dariku.

Mirror : Death NoteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang