PASIH UWUG
Dalam artian yang sebenarnya Pasih Uwug artinya pantai yang rusak. Tapi sesungguhnya tidak seburuk itu tempat tersebut. Justru kami diberikan pemandangan indah sebuah pantai dengan tebing yang berlubang. Terlihat rusak, tapi justru disitu letak keindahannya. Di sini merupakan spot yang cukup baik untuk berfoto dan menikmati sunset. Kami lantas pindah ke wisata lain, menaiki mobil membuat aku sedikit mulai akibat jalan yang rusak. Nusa penida bisa terbilang wisata baru yang masih belum sempurna akses transportasinya. Menaiki mobil membuat pantat sakit, perut seperti dikocok-kocok dan membuat tidak nyaman selama perjalanan. Untung saja tempat yang kami datangi mampu menjadi penetralisir hal-hal tidak menyenangkan ini.
Mobil yang dibawa oleh Iqbal kali ini memang sesuai dengan medan saat ini. Terjal. Namun tetap saja, aku tidak nyaman terlalu lama berada di dalamnya.
"Habis ini ke mana lagi?" tanyaku, sambil memeriksa beberapa hasil jepretan foto yang sudah aku ambil tadi.
"Kalau untuk bagian timur, kebanyakan pantai aja, Nes. Nanti kalau ke barat baru sedikit berbeda," jelas Iqbal sambil menyetir.
"Kamu mau nya ke mana?" tanya Bang Haikal.
"Penasaran sama rumah pohonnya, Bang. Spotnya bagus deh."
"Oh, rumah pohon molenteng? Oke, kita ke sana!" Iqbal segera tancap gas lebih cepat.
Kami segera disuguhi pemandangan ala raja ampat yang berada tepat di belakang rumah pohon ini. Yang ternyata bernama raja lima. Mungkin karena mirip dengan raja ampat yang di sana itu, ya.
Tak terasa hari mulai sore. Bahkan sebentar lagi gelap. Kami memutuskan menyudahi jalan-jalan tipis, dan pergi mencari makan sebelum pulang.
Sambil menikmati sunset yang berada di pantai, restoran ini cukup menarik untuk menjadi spot terakhir kami menyudahi acara jalan-jalan. Aku sudah lelah, dan yakin mereka pun juga. Iqbal dan Rangga terlibat obrolan yang menarik sepertinya, aku hanya dapat menatap kedua pria itu yang memang berada di hadapanku, walau tidak begitu dekat. Mereka berdiri di dekat pagar sambil merokok. Di tempat lain Bang Haikal hanya sibuk dengan gawainya, sambil menunggu makanan kami siap.
"Jadi, kamu sama Rangga mulai ada sesuatu?" tanya Bang Haikal membuatku terkejut.
"Maksud Abang apa? Sesuatu?"
"Iya. Perasaan mungkin?"
"Ih, cuma karena semalam aku tidur di kamar dia, abang nuduh gitu?!" tanyaku agak kesal.
"Enggak sih. Sebenarnya dari awal Rangga datang ke rumah kita, aku merasa tatapan mata kalian berbeda. Anehnya, kalian itu sudah saling kenal, kan. Tapi kenapa seolah kalian justru menjaga jarak. Sikap Rangga selalu dingin ke kamu, tapi sebenarnya dia sangat peduli ke kamu. Entahlah, aku merasa aneh aja. Seolah dia ini nggak mau kamu tau kalau dia peduli ke kamu selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror : Death Note
HorrorInestia Rossi Sagala, mulai bisa melihat makhluk tak kasat mata sejak kecelakaan setahun lalu. Tak hanya itu, dia juga bisa mencium aura kematian seseorang. Dalam cermin, para hantu tidak akan bisa memanipulasi nya, karena bagi Ines, cermin tidak ak...