ARNAV MIKHELSON (27th)

32.8K 1.2K 29
                                    

"Kesempurnaanku hanyalah topeng dari kekosongan semata."

---Si tampan yang dingin---

♥♥

Membosankan!

Entah sudah berapa kali lelaki berparas tampan itu menekan kalimat tersebut di dalam hatinya. Arnav menghempaskan tubuh tegap atletisnya pada kursi kebanggaannya. Ia memerhatikan sekelilingnya datar. Ruangan dengan dominasi warna putih itu tidak mampu membuatnya merasa lebih baik. Ia menutup mata sambil menghembuskan napas kasar. Keseharian dengan pekerjaan rasanya melelahkan sekali. Ia membuka mata, menatap langit-langit ruangannya. Entah apa yang tengah ia pikirkan.

"Apa kau tidak bosan?"

"Apa?"

"Hidupmu terlalu monoton! Tidak ada gairah! Aku bosan melihatnya!"

"Tidak perlu lihat."

Lelaki yang merupakan sahabat baik Arnav berdecak. Ia bersedekap, menatap sahabatnya penuh selidik. "Apa kau gay?"

"Sialan!"

"Kalau kau bukan gay, perkenalkan kekasihmu padaku. Sekarang!"

"Kau ingin mati?"

"Apa kau tidak bosan dengan kehidupan statismu ini? Kau harus berubah! Buat duniamu yang statis ini menjadi dinamis, Arnav."

"Seperti?"

"Cobalah untuk menjalin hubungan dengan perempuan. Kurasa itu bukan hal yang buruk."

"Memang tidak buruk, tapi sangat buruk. Wanita itu terlalu membosankan dan terlalu menyusahkan. Mereka semua adalah rubah licik."

Lelaki itu menghembuskan napas kasar. Lelah menasehati sahabatnya es batunya itu. "Terserah! Aku pergi dulu. Tapi ingat ini, Arnav. Kau akan merasakan bagaimana indahnya cinta sampai kau akan menjadi egois dalam cinta itu sendiri dan menyakiti dia yang kau cinta."

"Tidak akan pernah!"

Arnav menghembuskan napas kasar saat pembicaraan dengan sahabatnya beberapa jam lalu kembali terlintas dalam benaknya.

"...kau akan merasakan bagaimana indahnya cinta sampai kau akan menjadi egois dalam cinta itu sendiri dan menyakiti dia yang kau cinta..."

"Tidak mungkin." dengkus Arnav.

Namun siapa dia dapat menentukan dan memutuskan apa yang akan terjadi ke depannya dengan sesuka hatinya? Karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin.

Trillionaire tampan itu berdiri dan berjalan santai ke arah jendela besar, membuatnya dapat melihat jelas keindahan kota Rusia. Lelaki blasteran Rusia-Perancis itu terlihat sangat tampan dan misterius. Hidung mancungnya, kulit putih pucatnya, bibir tipis kemerahannya yang seksi nan menggoda, tubuh tegapnya nan proporsionalnya berdiri dengan angkuh.

Arnav memasukan kedua tangan ke dalam saku celana bahannya yang mahal. Iris birunya menatap objek apa pun yang ada di hadapannya arogan, penuh intimidasi. Wajah tampan bak dewa yunani, kekayaan yang ia miliki dengan hasil kerja kerasnya tanpa bantuan keluarga besar Mikhelson. Gelar trillionaire tampan dunia sejak usianya dua puluh tahun itu mampu menjajah hati para perempuan.

"Ada apa?" tanya Arnav datar. Tanpa menoleh saat mendengar alarm tanda masuk ruangannya yang memang hanya dibuat khusus untuknya.

Jerry Adams gugup. Enam tahun bekerja di Mikhelson Corporation tidak membuatnya terbiasa face to face dengan bosnya yang memiliki wajah datar bak patung termahal di dunia tersebut.

"Saya ingin memberitahu bahwa detektif kita telah menemukan pelaku di balik hilangnya kas kantor sebesar dua milyar dollar, Tuan Muda."

"Siapa?"

"Hans Mikhailov, Tuan."

"Detail."

"Hans Mikhailov adalah CCO bagian keuangan. Ia melakukan korupsi demi memenuhi tuntutan istri dan anaknya yang serakah." terang Jerry.

"Demi istri dan anak?" decih Arnav.

"Benar, Tuan. Apa tindakan Anda selanjutnya?"

"Biarkan."

"Baik, Tuan." Jerry bergidik ngeri, mengangguk mengerti jika bosnya ingin bermain-main dengan targetnya. Ia menunduk hormat sebelum keluar dari ruangan menegangkan tersebut.

Arnav tersenyum kejam. Aura gelap begitu kentara di sekitarnya. "Anda telah salah memilih lawan, Hans Mikhailov."

Siapapun yang melihat pasti memilih mundur---tidak ingin berurusan dengan iblis yang terperangkap dalam raga malaikat tersebut. Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari---termasuk lelaki itu sendiri.

Hanya Tuhan yang mengetahui dan menentukan nasibnya sesuka hati sesuai dengan keinginan dan selera-Nya.

♥♥

HOPE YOU LIKE IT!

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang