13. Ketakutan Dua Hati

7.9K 690 11
                                    

"Ketakutan adalah perasaan alami yang seringkali terjadi."

---StarSea25---

♥♥

Vi menghentikan mobilnya di carport sebuah mansion bergaya Eropa modern. Ia membuka pintu kemudi---keluar dari mobil dengan senyuman puas yang tidak pernah luntur dari wajahnya sejak keluar dari GUM.

"Sekarang, baby Vee pasti tengah dipemalukan. Sayang sekali, aku tidak bisa menyaksikannya secara langsung." seloroh Vi menyayangkan.

"Sayang, kau sudah pulang?"

Vi tersenyum lebar, berlari kecil---memeluk ibunya erat.

"Sepertinya putri Mommy sedang bahagia." kata Melisa mengusap rambut Vi sayang.

Vi mengangguk antusias.

"Apa yang membuat putri kesayangan Mommy ini bahagia?"

Vi mengurai pelukan mereka, senyumnya semakin lebar. Aku bahagia karena Vee menderita, Mom.... "Aku bertemu teman lama, Mom. Kami berbincang. Just it."

"Yakin hanya teman?" goda Melisa.

"Iya, Mommy."

Melisa terkekeh. Ia mengedarkan pandang, mengernyit. "Di mana Vee?"

Vi tersenyum sendu yang tidak sampai ke mata. "Luka Baby Vee cukup parah, Mommy. Jadi, Baby Vee harus dirawat inap di rumah sakit."

"Sampai kapan dia dirawat?" tanya Melisa tak suka.

"Empat hari, Mom." dusta Vi.

"Anak itu ...." Melisa mendesis kesal. "Biaya rumah sakit pasti mahal. Anak itu hanya bisa menyusahkan saja!"

Vi tersenyum samar. Ia meraih tangan ibunya---menggenggam erat. "Mommy tidak perlu khawatir masalah biaya. Aku sudah melunasinya."

"Melunasinya? Bukankah kau belum pemotretan lagi?"

"Aku menggunakan uang dari Daddy untuk pengobatan Baby Vee selama di rumah sakit, Mom. Kupikir, Baby Vee lebih membutuhkannya." Vi tersenyum lembut. Actingnya tidak perlu diragukan lagi. Wajar saja jika ia menjadi Queen dalam pelajaran drama di Senior High School dulu. Vi merasa sangat bangga pada dirinya sendiri.

Melisa tersenyum haru. "Kau sangat baik, Nak,"

"Baby Vee adalah adikku, Mommy. Dia kesayanganku. Kuharap, Mommy tidak lagi melukainya." Biar aku saja....

"Mommy bersyukur pada Tuhan karena telah memberikan putri sepertimu, Sayang."

"Mommy berlebihan." Vi tersenyum rendah hati.

"Ayo masuk." ajak Melisa. "Soal uangmu yang terpakai untuk pengobatan Vee, Mommy akan menggantinya."

Iris hijau Vi berbinar senang. Sisi serakahnya mulai tidak sabar untuk membeli perhiasan keinginannya itu. "Itu tidak perlu, Mommy,"

"Sangat perlu, Sayang. Kau juga memiliki kebutuhanmu sendiri, kan?"

"Terima kasih, Mommy."

"Apapun akan Mommy lakukan untukmu, Sayang."

♥♥

"Tu-tuan ...."

Arnav menghentikan langkah. Ia menoleh, menaikan sebelah alisnya bertanya.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang