"Jika kamu memiliki pikiran yang terbuka, kamu tidak akan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja."
---StarSea25---
♥♥
FLASHBACK ON....
Tangan yang memegang sebuah shotgun itu bergetar hebat dengan mata berkilat takut. Tubuh Hans mengalami tremor parah saat melihat ketiga mayat rekan kerjanya tergeletak mengenaskan di depan matanya. Hans membuang shotgun di tangannya asal. Bibirnya bergetar---tubuh dan jiwanya terguncang hebat.
Arnav menyeringai puas. Ia melirik Zac sekilas, seolah memberi perintah lewat tatapan mata. Hans menjerit saat merasakan tubuhnya diseret paksa. Ia meronta---berontak saat tubuhnya mulai mendekati ketiga mayat namun tenaganya kalah telak dengan tubuh perkasa Zac. Lalu, ia dipaksa untuk mengeluarkan jantung dari tubuh ketiga mayat.
"TIDAK!"
"AKU TIDAK MAU!"
"LEPASKAN AKU!"
Arnav menyandarkan tubuh pada sofa yang didudukinya sambil meneguk wine perlahan. Ia tampak menikmati pemandangan indah di depannya. Sedangkan Jerry bergidik jijik melihatnya. Meski ia sendiri berasal dari underworld, tapi tetap saja---ia tidak terbiasa dengan kebengisan dan kekejaman Arnav Mikhelson yang tiada duanya.
Hans berusaha meronta saat tangannya dipaksa oleh Zac untuk mendekati jantung salah satu mayat yang telah ditembaknya. Di tangannya ada sebuah cutter tajam yang siap untuk mencabik-cabik tubuh ketiga mayat itu. Tentunya semua yang dilakukannya karena unsur paksaan.
"Good job." Arnav menatap segumpal jantung yang berhasil Hans keluarkan dari tubuh pemiliknya penuh kepuasan.
Hans menatap jantung yang masih berdetak itu syok. Tangannya gemetar hebat. Ketakutan membayangi kedua matanya. Lalu, ia membuang jantung itu ke sembarang arah hingga terpental jauh. Hans histeris, menjerit, meringkuk ketakutan. Mata sayunya menatap Arnav penuh permohonan.
"A-am ... ampu---puni a-aku, Tuan," mohon Hans dengan berlinang airmata. Jiwa raganya terguncang hebat.
"Jantung itu terlihat begitu menggiurkan jika dicincang halus, Hans." gumam Arnav penuh makna. Tatapannya mendarat pada jantung yang terpental jauh, menatap tertarik.
Hans menggeleng kalut, menatap Arnav nyalang. "Kau iblis! Di luar sana banyak yang membutuhkan jantung untuk hidup. Kau iblis! Aku mengutukmu. Suatu saat nanti kau akan begitu menginginkan sebuah jantung untuk kehidupan orang yang kau cintai. Iblis! Kau iblis!" ceracaunya histeris.
"Seorang Arnav Mikhelson mencintai seseorang? It's impossible." Arnav melempar senyuman keji. Ia melirik Zac. "Paksa dia untuk mencincang halus jantung itu."
"TIDAK! AKU TIDAK MAU, IBLIS!" Hans berlari, meringkuk di sudut ruangan, menangis tergugu. "Psikopat gila! Kau sangat kejam! You're monster!"
"Well, terima kasih untuk pujiannya." kata Arnav santai. "Ini belum seberapa. Akan kubuat hidupmu seperti di neraka karena telah berani mengkhianati seorang Arnav Mikhelson." imbuhnya dingin.
Tubuh Jerry dan Zac bergetar di tempat.
"Zac,"
"Yes, Boss?"
"Bawa dia pada semua tahanan kita di Manhattan untuk melakukan hal yang sama. Jangan lupa untuk cincang halus."
"Okay, Boss."
Sebelum pergi, Arnav melirik Hans penuh kebencian. Lalu, memutar tubuh---berjalan keluar dari ruangan eksekusi.
"Poor you, Hans." ejek Jerry sinis. Lalu, berjalan---mengikuti Arnav dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. OPPO [NEW]
RomanceMy Mr. Over Possessive and Over Protective "You Complete Me~" ---ARVEE--- *** Pertemuan tidak terduga di suatu Kafe membuat Arnav Mikhelson menyukai Victoria Mikhailova pada pandangan pertama. Lelaki tampan itu mengklaim jika perempuan itu adalah ku...