48. Musibah

6.7K 580 210
                                    

"Tidak ada yang abadi di dunia. Semua hanya titipan dari Sang Pencipta."

---StarSea25---

♥♥

Richard menatap Dominick tajam. Saat ingin mengajaknya bicara, seorang bodyguard menghubunginya dan mengatakan jika Melisa datang sambil menangis histeris ingin melihat Vee. Setelah mengizinkan, Richard menutup telepon dan menatap Dominick datar.

"Melisa datang. Aku akan ke ruanganku."

"Aku juga harus pulang," sahut Malik. Menoleh pada putranya dan berkata, "Sebaiknya kau di sini saja, Son. Bersembunyilah di ruangan lain."

Jerry mengangguk.

Tersisa Dominick. Menatap ruang ICU---di mana putrinya berada, ia mengembuskan napas panjang sebelum berlalu dari sana dan berhenti tepat di depan ruang operasi. Tak lama, seruan disertai isak tangis Melisa terdengar.

Melisa menghampiri, menatap Dominick dengan berlinang air mata. "Di mana Vee?"

"Vee ... putrimu?" Dominick pura-pura terkejut.

"Putri sambungku. Mantan suamiku mengadopsinya dari panti asuhan." Melisa menghapus air matanya. "Di mana putriku, Dom?"

"Vee di operasi. Lukanya sangat parah, Mel."

"Vee ...." Melisa terisak. Matanya menatap Dominick sedih sekaligus penasaran. "Aku melihat banyak bodyguard Mikhelson di luar."

"Aku meminjam bodyguard Mikhelson untuk berjaga sekaligus mencari pendonor jantung."

"Pendonor ... jantung?"

"Jantung Vee rusak total, Mel. Aku memerintahkan bodyguard untuk mencari pendonor jantung ke seluruh dunia, tapi sampai sekarang ... tidak ada kabar baik."

Air mata Melisa mengalir lagi. "Putriku akan baik-baik saja, kan, Dom?"

"Berdoa saja."

Tidak---aku tidak akan berdoa. Biar saja Vee mati menyusul ibunya.

Melisa terisak. "Kau di sini, peduli pada Vee ... apakah karena dia adalah putrinya Dilz?" tanyanya lemah.

"Salah satunya. Selain itu, aku adalah investor terbesar Newpic Agensi. Aku di sini mewakili agensi."

Melisa mengangguk mengerti.

Tak lama, pintu ruang operasi terbuka. Para perawat mendorong brankar seorang pasien yang seluruh tubuhnya tertutup. Melisa mendekat, memeluk dan menangis histeris serta menjeritkan nama Vee---seolah-olah sangat kehilangan.

"Ke mana kalian akan membawa putriku?! Vee! Putriku! Maafkan Mommy tidak bisa menjagamu ...."

"Mel ... sudah." Dominick berusaha menenangkan.

"Kami akan membawa pasien ke ruang jenazah, Mrs."

Melisa syok. "Ru-ruang jenazah?"

"Benar, Mrs. Operasi gagal. Pasien telah meninggal dunia akibat kerusakan total pada jantung. Kami akan membawa pasien ke ruang jenazah agar bisa dibawa pulang oleh keluarganya besok."

"Aku ibunya!" bentak Melisa frustasi. "A-aku ingin melihat wajah putriku ...," lirihnya.

Dominick menegang. "Buka penutup wajahnya," perintahnya pada para perawat.

Para perawat menurut. Mereka membuka wajah pasien perlahan. Sedangkan Dominick melihatnya dengan dada berdebar.

"Tidak---aku tidak sanggup ...." Melisa memeluk Dominick yang berdiri di sampingnya dan menangis pilu, menolak melihat wajah pasien.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang