3. Bersyukur

14.2K 896 8
                                    

"Hal besar atau kecil, berbahagia dan bersyukurlah."

---StarSea25---

♥♥

"Orang itu sangat keterlaluan! Aku membencinya!"

Geraman Nathan mengiringi ringisan kesakitan Vee saat merasakan nyeri di kedua tangannya yang tengah diobati oleh Brenda. Kini, mereka berenam duduk melingkar di sebuah kursi yang berada di taman belakang rumah Brenda. Beruntungnya, kedua orangtua perempuan itu sedang pergi keluar negeri untuk urusan bisnis.

Vee tidak mungkin pulang dengan masalahnya. Bisa-bisa ia kembali dimarahi oleh ibu dan kakaknya. Ia menatap beberapa luka di tangannya sendu, menghela napas sedih. Ia sering disuruh ibunya untuk mencuci pakaian meski menggunakan mesin cuci. Ini pertama kalinya, Vee mencuci pakaian menggunakan tangan.

Vee sudah mencuci jas lelaki itu dengan tangannya sendiri, menjemurnya dan memvideonya sesuai dengan yang diperintahkan. Beruntungnya ada pelayan Brenda yang mengajarinya mencuci pakaian dengan tangan. Walaupun tetap saja tangannya menjadi korban.

"Awsh ...." Vee meringis, menahan perih saat Brenda mengoleskan obat merah pada lukanya.

"Lihat saja. Aku akan membalas perbuatannya!" tekad Nathan penuh emosi saat melihat pemandangan tidak indah di hadapannya. Melihat perempuan yang ia cintai kesakitan bukanlah hal yang ingin Nathan lihat.

"Melawan Arnav Mikhelson itu sama dengan bunuh diri, Bodoh!" hardik Lucy kesal.

"Jadi menurutmu, aku harus diam saja atas perlakuan buruknya pada Vee, begitu?" geram Nathan.

Lucy berdecak sebal, memalingkan wajah. Ia paling malas berdebat dengan lelaki keras kepala itu. Brenda menghela napas, memilih untuk fokus membalut luka di tangan Vee dengan perban. Ia pun bingung harus berkomentar seperti apa. Intinya, mereka sama-sama emosi tapi bingung harus berbuat apa untuk menuntut balas.

"Kau tidak bisa berbuat seenaknya, Nath. Dia adalah Arnav Mikhelson. Mikhelson!" tukas Jason kesal.

"Lalu, kenapa jika dia adalah Mikhelson?!" bentak Nathan.

Vee terlonjak kaget. Ia tidak pernah mendengar suara bentakan lelaki itu. Nathan Ivansov yang ia kenal adalah sosok yang humoris. "Nathan ...."

"Sebaiknya kau diam, Vee!" tukas Nathan tajam.

Vee menunduk sambil menggigit bibir bawahnya gelisah.

Albert yang tengah fokus mengedit video Vee di laptop Brenda tersenyum sinis dengan mata tetap terfokus pada layar putih di depannya. "Mikhelson adalah keluarga terkaya di dunia dengan posisi pertama. Jika kau berbuat buruk pada pewarisnya, maka mereka akan menghancurkan keluargamu semudah membalikan telapak tangan. Mereka pengendali. Semua ada dalam genggaman tangan mereka." selorohnya santai.

"Memikirkan kekayaan Mikhelson yang tidak ada habisnya membuatku sakit kepala." keluh Lucy.

"Apa kalian tahu siapa Revdzackary Elver Verrechio?" tanya Albert datar.

"Bukankah itu adalah nama dari ketua clan mafia Italia yang paling kejam dan berkuasa di dunia?" Jason mengernyit.

Albert mengangguk. "Revdzackary Elver Verrechio adalah ayah kandung Stephanie Mikhelson."

"Apa?!" Semua orang terkejut, syok.

"I-itu artinya, Arnav Mikhelson adalah cucu kesayangan dari ketua clan mafia?!" Brenda menyimpulkan syok.

Albert tersenyum samar. "That's right."

"Tidak ada yang perlu ditakuti. Mereka bukan Tuhan!" sentak Nathan emosi.

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang