Didedikasikan untuk anisa_srirahayu
♥♥
"Yang datang akan pergi. Yang pergi bisa saja datang lagi."
---StarSea25---
♥♥
"Sorry and thanks, Al."
Setelah lebih tenang, Lucy melepaskan pelukannya pada Albert. Takut sahabatnya yang diam-diam mencintai lelaki itu melihat kejadian ini dan salah paham. Sayangnya, ia tidak menyadari jika orang tersebut sudah terlanjur melihatnya.
"It's okay."
Ponsel Lucy berdering. Ia menerimanya. "Halo, Ma." sapanya serak---suara khas setelah menangis.
"Are you crying, Little Baby?" tanya seseorang di sana tidak kalah serak.
"Stop calling me 'Little Baby', Ma. Aku sudah besar," keluh Lucy. Ia memberengut saat mendengar kekehan serak. Menyadari sesuatu, Lucy mengernyit. "But wait..., apa Mama baru saja menangis?"
Albert mengernyit.
"Ah, tidak. Mata Mama hanya perih karena mengiris bawang merah."
"Bullshit!" sungut Lucy kesal saat mendengar alasan klasik tersebut. "Aku akan segera pulang."
"Okay. Hati-hati di jalan, Little Baby."
Lucy mengakhiri sambungan telepon. Ia masukan ponselnya ke dalam sling bag-nya. Lalu, menyorot Albert menyesal. "Sorry, Al. Aku harus segera pulang."
"Apa Mama-mu baik-baik saja?"
"Ya," Lucy menjawab ragu. "Aku titip Jason, ya? Segera kabari aku jika ada perkembangan."
"Okay."
"Thank you, Al. See you." Lucy melambaikan tangan, berjalan menjauh---meninggalkan Albert sendiri setelah mendapat anggukan lelaki itu.
Ia berjalan tergesa menuju halaman parkir Mikhelson Hospital di mana mobil Audy-nya terparkir cantik di sana. Entah kenapa. Hatinya mengatakan jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada ibunya. Saat hendak membuka pintu mobil, Lucy mengernyit saat melihat seseorang yang cukup familiar tengah duduk sendiri sambil termenung di taman rumah sakit. Lucy membulatkan mata, tidak percaya saat mengetahui siapa sosok tersebut. "Uncle Hans? Vee's Daddy?"
Lucy menghampiri Hans dengan napas tercekat. "Uncle?" beonya syok saat Hans menatapnya penuh permusuhan. Lucy duduk di samping Hans. Ia bertanya penasaran, "Kenapa Uncle di sini? Apakah Uncle sakit?"
"Siapa kau?"
Lucy terkejut. "Uncle, aku adalah Lucy."
"Pergi kau!" usir Hans mendorong Lucy hingga terjatuh.
Lucy tidak percaya dengan apa yang dilakukan Hans padanya. Hans adalah lelaki paling hangat yang pernah ia kenal. Memperlakukan mereka---teman-teman Vee dengan baik---seperti anak sendiri. Beberapa perawat berlarian, membantu Lucy berdiri.
"Sebaiknya, Nona jangan dekati dia. Dia pasien baru di poli kejiwaan."
"Po-poli kejiwaan?" Lucy syok.
"Pergi kau! Pergi kau! Kau adalah orang jahat!" raung Hans histeris. Ia berusaha melukai Lucy, namun beberapa perawat lelaki menahannya sekuat tenaga. Ia terus menceracau kacau meski dibawa masuk ke dalam rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. OPPO [NEW]
RomanceMy Mr. Over Possessive and Over Protective "You Complete Me~" ---ARVEE--- *** Pertemuan tidak terduga di suatu Kafe membuat Arnav Mikhelson menyukai Victoria Mikhailova pada pandangan pertama. Lelaki tampan itu mengklaim jika perempuan itu adalah ku...