43. Emosional

4.7K 423 15
                                    

"Berusaha melakukan yang terbaik, agar tidak menyesal di kemudian hari adalah pemikiran yang bijak."

---StarSea25---

♥♥

Keesokkan harinya, Kyela menangis histeris di sisi tubuh putranya. Mulutnya meceracau agar Nathan kembali hidup.

"Sebentar lagi natal. Tidakkah kalian meluangkan sedikit waktu bersamaku?"

"Sayang, Mommy janji. Setelah kami pulang, kita akan merayakan natal bersama. Okay?"

"Promise?"

"Promise."

...

Ingatan protesan Nathan terus terngiang di telinganya---menghantuinya.

"Ayo bangun, Sayang. Jangan tinggalkan Mommy .... Mommy janji. Jika kau bangun, Mommy akan terus berada di rumah. Menemani dan mendengarkan semua keluh kesahmu. Mommy juga janji akan memberikan banyak cinta dan kasih sayang yang selama ini kau inginkan ...."

"Ikhlaskan Nathan, Sayang," gumam Raphael parau.

"I am so sorry, My Son ...."

"Kita harus ikhlas, Kyela. Nathan sudah tenang di sana ...." Raphael terus menguatkan istrinya di sela kepedihannya. Matanya yang berkaca-kaca menatap jasad putranya menyesal. Andai waktu bisa diputar kembali. Ia tidak akan pernah mengabaikan putranya demi bisnis. Padahal kekayaan yang mereka cari adalah agar Nathan hidup layak.

I am so sorry, My boy.

Brenda dan Lucy---yang mendengar dan menyaksikan semuanya dari celah pintu ruang inap Nathan---terlihat sangat syok. Niat awal mereka adalah menjenguk Nathan. Namun, mereka malah mendapatkan fakta yang mengejutkan---sekaligus menyakitkan.

Mereka memutar tubuh dan melangkah pergi. Berhenti di koridor ruang rawat Jason dan terkejut saat mendengar sebuah teriakan. Mereka pun bergegas menghampiri sumber suara.

"Bangun, Sayang. Jangan tinggalkan Mama ...." Seorang ibu menangis pilu sambil mengguncang tubuh kaku putra tunggalnya.

Brenda dan Lucy melihat ayah Jason berusaha menenangkan istrinya. Mereka bingung dengan situasi yang terjadi. Bukankah Jason koma?

"What's happen, Doctor?" Brenda mendekat, bertanya pada seorang dokter yang menangani kondisi Jason.

"Jason Sergey is dead, Miss."

Brenda dan Lucy syok. Wajah mereka semakin pucat. Setelah Nathan ... Jason juga pergi? Takdir macam apa ini?

"Tidak mungkin," Lucy menggeleng kuat, terkekeh miris. "Jason tidak mungkin meninggal!" teriaknya histeris.

Brenda menangis dalam diam.

Lucy mendekat, berada di sisi tubuh Jason yang lain dan mengguncang tubuhnya kuat. Merancau---memaksa agar lelaki itu bangun. Air mata mengalir deras di pipi. Setelah Nathan, ia tidak bisa kehilangan Jason juga.

"Nathan is dead, Jason. Apa kau juga akan meninggalkan kami?"

"Lucy ...."

"Jason sangat jahat, Aunty. He's leave me alone!"

Ibu Jason memeluk suaminya dan kembali menangis. "Pelaku harus dihukum seberat mungkin, Pa ...."

"Of course, Ma."

"Jason ..., don't leave me. Please ...." Lucy memohon dengan sangat. Tangisnya sangat menyayat hati.

Brenda menghapus pelan air mata di pipinya. Saat ingin menenangkan Lucy, tangannya ditahan oleh seseorang. Ia menoleh dengan mata berkaca-kaca. "Jason dan Nathan, Al ...."

My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang