"Orang bijak selalu bisa mengambil pelajaran berharga dan belajar dari pengalaman agar tidak seenaknya dalam bertindak."
~StarSea~
♥♥
Richard menunggu di luar pintu ruang ICU kelas satu di mana putranya tengah dirawat. Ia mengembuskan napas kasar dan memijat pelipisnya yang terasa pening. Semua kekacauan ini karena penembak sialan itu! Tapi lebih sialan lagi karena sekuat apa pun koneksi yang dimilikinya belum juga bisa menemukan si pelaku.
Ia menyimpulkan jika si penembak adalah anggota organisasi kelas bawah. Tapi saat ia melacak di underworld, ia tidak menemukan keterangan apa pun. Ini menunjukkan jelas jika si penembak dilindungi oleh seseorang dengan latar belakang yang kuat.
Sebuah botol mineral terulur ke arahnya. Tanpa menoleh, Richard tahu itu siapa. "Pergi," usirnya datar.
"Wajahmu pucat."
"It's none your bussines."
"Of course no. Tapi jika kau keras kepala seperti ini, kau bisa menyusul Arnav berbaring di bangsal rumah sakit."
Richard membanting botol mineral itu ke salah satu dinding dengan kuat hingga mengejutkan para perawat yang melintas sebelum berlalu. Ia menoleh, tersenyum miring. "Aku tidak lupa karena siapa putraku harus berbaring di bangsal rumah sakit sekarang."
"Aku sekarang mengerti kenapa kau tidak setuju dengan ideku tentang berita palsu kematian Vee ..." Dominick menghela napas berat. " ... apa pun pembelaan dariku, aku salah. I am so sorry. Forgive me, RM."
"Apa maafmu bisa mengulang waktu?" tanya Richard dingin. Melihat kebungkaman lelaki itu, ia mendesis. "Tidak, kan?"
"Richard ...." Dominick tampak putus asa. "Kita sudah bersabahat sejak lama. Tidak bisakah kau memaafkanku? Tidak bisakah kita berdamai?"
Dominick tersentak saat Richard menarik kerah kemeja untuk berdiri secara paksa. Mereka bertatapan. Jika tatapan Dominick menyiratkan penyesalan lain halnya dengan Richard yang menatap bengis penuh kemarahan.
"Justru karena aku ingat kau sahabat lama, aku tidak membunuhmu saat ini juga!"
Tubuh Dominick terlempar ke lantai marmer yang dingin.
"Hei, apa-apaan kalian ini?!" Alterio yang baru saja keluar dari ruang ICU usai memeriksa Arnav dikejutkan dengan kelakuan kedua sahabatnya.
Dominick berdiri, menatap Richard serius. "Kita bisa bersatu untuk menghancurkan mereka yang telah menghancurkan kita, RM."
"Aku tidak butuh!"
"Rich! Dom! Kalian ini kenapa? Jangan seperti ini. Kepalaku pusing melihat tingkah kalian," keluh Alterio sambil memijat pelipisnya yang pening. "Apakah tidak bisa dibicarakan baik-baik?"
"Tidak."
"Bisa."
Jawaban berbeda di saat bersamaan itu membuat Alterio menghela napas panjang.
"Bagaimana Arnav, Al?" tanya Dominick.
Richard berdecih sinis. "Kau bertanya seolah peduli saja."
"Aku memang peduli, RM."
"Peduli tapi penyebab putraku celaka? Lucu sekali."
Dominick menghela napas berat.
"Kondisi Arnav kritis."
Hening. Lama.
"Arnav seakan tidak ingin hidup lagi. Dia tidak mau berjuang untuk hidup seolah tidak memiliki alasan untuk hidup. Bagaimana aku bisa membantu menyembuhkan jika Arnav sendiri tidak berniat membantu dirinya untuk sembuh sama sekali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. OPPO [NEW]
RomanceMy Mr. Over Possessive and Over Protective "You Complete Me~" ---ARVEE--- *** Pertemuan tidak terduga di suatu Kafe membuat Arnav Mikhelson menyukai Victoria Mikhailova pada pandangan pertama. Lelaki tampan itu mengklaim jika perempuan itu adalah ku...