"Jika kamu mencintai seseorang, cintailah dia sewajarnya saja."
---StarSea25---
♥♥
"Pasien membutuhkan donor darah segera."
Seketika, bahu Vee melemas. Golongan darahnya tidak sama dengan golongan darah Hans.
Melirik sekilas, mengamati ekspresinya---Arnav menyimpulkan jika Vee memang bukan anak Hans dan gadis itu sudah tahu jika dia bukan anak kandung Daddy-nya. Ia menatap dokter dan bertanya, "Apa golongan darahnya?"
"O+, Sir."
"Ambil darah saya, Dok. Golongan darah kami sama."
Vee mengerjap. Mata indahnya berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung haru. Tatapannya terpusat pada Arnav yang tengah bicara dengan seorang dokter lelaki yang bertugas menangani kondisi ayahnya.
Lelaki itu baik sekali.
Arnav pura-pura abai. Berusaha sekuat mungkin agar tidak balas menoleh dan menatap Vee.
"Arv ...."
Panggilan itu lagi.
Arnav menutup mata dan mengepalkan tangan secara naluriah. Rahangnya mengeras, menahan marah. Apakah Vee mengira jika dirinya adalah si Arv-Arv sialan itu?! Sebenarnya, ia juga sempat mendengar nama itu saat Vee bertanya padanya tentang keadaan Hans. Namun, ia abaikan. Tidak peduli, karena perasaan cemburu yang tiba-tiba saja bertandang, menyesakkan sekaligus menyebalkan.
Lagi pula, kenapa Vee suka sekali menyebut nama si Arv-Arv sialan itu, sih?!
Vee mendesah berat. Terlihat sedih saat Arnav mengabaikannya, memilih terus bicara dengan dokter dan pergi---mengikuti seorang perawat untuk melakukan transfusi darah untuk menolong ayahnya yang tengah kritis---tanpa menoleh sedikitpun ke arahnya.
Ia menatap punggung tegap lelaki itu nanar. Apa kesalahannya? Kenapa ia diabaikan?
FLASHBACK ON....
"Apa yang terjadi pada Daddy-ku, Arv?"
Arv?!
Seketika, wajah Arnav semakin keruh. "I don't know. Tapi, dia adalah salah satu pegawaiku," katanya, "dia ... ayahmu?"
Vee mengangguk sedih.
Arnav mengambil dompet di kantong belakang, membuka---menyerahkan beberapa lembar dollar pada Vee yang kebingungan. "Take it."
"For what?"
"Your taxi."
Vee tersenyum tipis. Ia mengambil uang Arnav, berdiri---memberikan uang itu pada sopir taxi sambil berterima kasih.
Arnav mendesis tertahan. Melirik Hans geram. "Kali ini, kau selamat."
Tapi, tidak lain kali.
Ia langsung merubah raut wajahnya agar datar saat Vee kembali dan membantu Hans naik ke mobil mewahnya sebelum melesat pergi ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan.
Mungkin setelah ini, ia harus membakar mobil kesayangannya ini. Ia benar-benar benci jejak Hans di mobilnya.
Sayangnya, Vee tidak tahu apa yang dipikirkan oleh lelaki itu. Fokusnya adalah sang ayah yang sedang sekarat.
FLASHBACK OFF....
Vee menghela napas panjang. Ia ingat betul. Selama di perjalanan, Arnav diam---sama sekali tidak berkata sepatah katapun. Bergumam saja tidak? Ia bahkan sempat berpikir konyol; apakah Arnav sakit gigi?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mr. OPPO [NEW]
RomanceMy Mr. Over Possessive and Over Protective "You Complete Me~" ---ARVEE--- *** Pertemuan tidak terduga di suatu Kafe membuat Arnav Mikhelson menyukai Victoria Mikhailova pada pandangan pertama. Lelaki tampan itu mengklaim jika perempuan itu adalah ku...