28. It's Love [2]

6.4K 478 10
                                    

"Hatiku berbunga saat kau cemburu buta. Namun, hatiku mati rasa saat tahu kau tidak percaya pada cinta."

---Victoria Mikhailova---

♥♥

Semua lelaki berstelan jas formal keluar dari ruang VVIP, menuruni tangga---menghampiri pasangan masing-masing dan berdansa bersama---bergabung bersama Axel dan Vee. Namun, ada juga yang tidak berdansa. Thomson mendekati Arnav yang berdiri di dekat tangga---mengabaikan aura gelap dan kilat marah di mata biru lelaki itu saat melihat perempuan yang dibawanya ke pesta tengah berdansa dengan lelaki lain.

"Bukankah gadis itu adalah pasanganmu, Mr. Mikhelson?" Thomson pura-pura terkejut.

Arnav bergeming, namun rahangnya semakin mengeras.

"Saran saya, jauhi gadis itu, Mr. Mikhelson. Sepertinya, dia bukan gadis baik-baik. Saya memiliki seorang putri yang tidak kalah cantik dari gadis itu," Thomson menatap Arnav dengan tatapan menjilat. "Pria sempurna seperti Anda tidak pantas bersama gadis murah---"

Thomson tersungkur ke lantai marmer ballroom yang dingin saat Arnav mendaratkan pukulan tepat di sudut bibirnya hingga berdarah. Seketika, suasana ricuh disertai pekikan beberapa orang yang masih berada di lantai dua. Thomson berdiri dibantu oleh sekretarisnya yang seksi. Lelaki bertubuh tambun itu menatap Arnav yang terlihat seperti banteng marah dengan sorot menyesal---takut.

"Maafkan saya, Sir."

Arnav menormalkan napasnya yang memburu. Matanya menyorot dingin. Kemarahan membeku di wajahnya. "Jerry,"

"Yes, Sir?" Jerry mendekat, menunduk hormat.

"Batalkan semua kontrak kerjasama dengan Jerald Company." perintah Arnav dalam ketenangan yang mengerikan.

Thomson panik. "Kita bisa bicarakan ini baik-baik, Sir. Tolong, maafkan---"

"Segera cari tahu siapa serangga sialan yang telah berani menggigit kucing kecilku!"

"Copy that, Sir."

Arnav berjalan cepat, mengabaikan permohonan Thomson. Ia menuruni tangga dengan tangan yang masih setia terkepal kuat dan rahang mengeras. Ia ingin segera menarik Vee dari rengkuhan lelaki sialan itu, namun seseorang menghentikan langkahnya dengan berani.

"Long time no see you, Cousin."

"Menyingkirlah, Abigail." desis Arnav geram.

Abby tersenyum menggoda sekaligus mencibir. "Kau terlihat sangat marah. Apa karena perempuan itu berdansa dengan lelaki lain?"

Arnav menatap Abby datar, penuh pertimbangan. "Ayo dansa." katanya menarik tangan Abby secara paksa ke arah dance floor. Mengabaikan senyuman Abby yang sumringah, tampak senang dengan ajakannya.

Mereka berdansa di dekat Axel dan Vee. Tatapan tajam Arnav mengarah pada punggung polos Vee yang putih bersih. Arnav mengetatkan rahang saat tangan serangga sialan itu menempel pada punggung polos Vee yang tampak sangat menggiurkan untuk dibelai dan diberi hickey. Ingatkan, Arnav untuk memotong tangan orang itu dan mencincangnya hingga halus.

 Ingatkan, Arnav untuk memotong tangan orang itu dan mencincangnya hingga halus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Mr. OPPO [NEW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang